Menkeu Sri Mulyani Pimpin Pertemuan CFMCA untuk Pencapaian Target NDC
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat Pertemuan ke-11 Coalition of Finance Ministers for Climate Action (CFMCA) atau Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim.
Foto: ANTARA/HO-Kementerian KeuanganJAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin Pertemuan ke-11 Coalition of Finance Ministers for Climate Action (CFMCA) atau Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim untuk pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC).
Ia memimpin rapat tersebut bersama dengan Menteri Keuangan Belanda Steven van Weyenberg.
"Peranan para menteri keuangan sangat penting dalam memenuhi target NDC setiap negara," kata Sri Mulyani dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (19/4).
Bukan hanya kontribusi keuangan, lanjut dia, namun juga mencakup partisipasi nyata dalam proses persiapan, revisi, dan implementasi NDC.
Selain itu, juga termasuk dalam upaya mengembangkan kebijakan makroekonomi dan fiskal yang sehat.
Pada pertemuan itu terdapat tiga topik diskusi yang dibahas, yaitu bagaimana mendorong fungsi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam mendukung implementasi NDC, penghapusan subsidi yang merugikan lingkungan secara bertahap, dan mobilisasi pasar global untuk membiayai transisi.
Menkeu mengatakan pertemuan tersebut menjadi wadah yang penting bagi para menteri keuangan untuk dapat berbagi pengalaman dan best practices.
"Termasuk dengan Kementerian Lingkungan Hidup sebagai National Focal Point untuk UNFCCC di negara masing-masing," tutur dia.
Diketahui, Sri mulyani menghadiri IMF Spring Meetings di Washington, D.C.
Menkeu berbicara mengenai kondisi perekonomian global, regional, maupun nasional yang berubah begitu cepat dan volatil selama beberapa hari ke depan dengan adanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan juga di berbagai belahan dunia yang dampaknya yang sangat besar bagi perekonomian global, baik dari sisi harga komoditas, nilai tukar, tingkat inflasi, hingga suku bunga global.
Sebelum kegiatan tersebut, Sri Mulyani memberikan keynote speechnya pada High-Level Event bertajuk "Navigating the Mid-transition Period of the Low-Carbon Shift: The Critical Role of Finance Ministries" di Brookings Institution, Washington, D.C.
Dia menjelaskan bahwa isu transisi energi menghadapi kompleksitas dalam prosesnya, baik secara politik maupun sosial, dalam kesempatan itu.
- Baca Juga: Penyaluran SPHP 2024 Jangkau 366 Pasar dan 272 RitelĀ
- Baca Juga: Luar Biasa, 56 Bulan Untung Terus
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD
Berita Terkini
- Midea Rilis Kulkas Berkapasitas Besar yang Hemat Energi
- Musyawarah Kadin Indonesia Siap Digelar, Arsjad Rasjid Pertahankan Keutuhan Organisasi
- Ini Rekap Transfer Liga Prancis
- Ini Kata Jens Raven Soal Kluivert dan Indonesia ke Piala Dunia
- Ternyata Ini yang Dilakukan Pembunuh Sandy Permana untuk Hilangkan Jejak