Menkes: Vaksin Baru Akan Meningkatkan Penanganan Tuberkulosis
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin.
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menyatakan kehadiran vaksin baru akan meningkatkan penanganan penyakit tuberkulosis (TB). Hal ini mendorong Indonesia terlibat dalam proses pengembangan vaksin TB.
“Vaksin-vaksin TB baru sangat dibutuhkan untuk mengatasi beban TB di Indonesia dan di dunia. Untuk itu, Indonesia berpartisipasi dalam uji klinis fase 3 untuk kandidat terdepan vaksin TB yang sedang dikembangkan, yaitu M72/AS01E,” ujar Budi, dalam keterangannya kepada awak media, di Jakarta, Rabu (13/11).
Dia menerangkan, jika berhasil, vaksin ini dapat menjadi vaksin TB pertama yang disetujui dalam kurun waktu 100 tahun terakhir. Hasil awal menunjukkan bahwa vaksin ini memenuhi preferensi karakteristik produk dari WHO.
- Baca Juga: Upacara Abhiseka
- Baca Juga: Bahas Empat Isu Krusial, Kejagung Raker dengan Komisi III DPR RI
“Jika kemanjurannya dapat dipastikan dalam uji klinis tingkat lanjut ini, hal ini memungkinkan introduksi vaksin TB baru untuk orang dewasa dan remaja dilakukan pada tahun 2030,” jelasnya.
Budi menyebut, Presiden telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk mempercepat respons kita dalam menurunkan TB sebanyak 50 persen dalam waktu lima tahun. Lebih dari satu juta orang meninggal akibat TB di seluruh dunia setiap tahunnya.
“Jumlah kematian yang diakibatkan TB dalam sepuluh tahun terakhir terakhir jauh melebihi jumlah kematian akibat covid-19. Dengan hadirnya vaksin-vaksin TB baru, ini adalah kesempatan penting bagi kita untuk memperkuat upaya kita dan menyelamatkan lebih banyak nyawa,” jelasnya.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes, Rizka Andalusia mengatakan kontribusi Indonesia pada pengembangan vaksin yang menjanjikan ini menjadi langkah penting untuk melindungi masyarakat.
Dia melanjutkan, hal tersebut juga membantu mendorong solusi yang dapat menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia. investasi untuk vaksin TB serta sistem-sistem pendukung yang diperlukan untuk efektivitas akses dan pelaksanaan imunisasi tidak hanya penting bagi kesehatan tetapi juga menghemat biaya di sebagian besar negara.
“Keterlibatan kita dalam uji klinis ini mencerminkan komitmen Indonesia dalam mempercepat kemajuan penurunan beban TB dan mendukung inovasi yang dapat membawa kita lebih dekat menuju pemberantasan penyakit ini,” katanya. ruf/S-2
Berita Trending
- 1 Amunisi Sehat, Khofifah-Emil Dapat Dukungan Nakes Muda Jatim!
- 2 Empat Paslon Adu Ide dan Pemikiran pada Debat Perdana Pilgub Jabar
- 3 Banjir Dukungan, PDIP Surakarta Targetkan Kemenangan 70 Persen pada Pilkada 2024
- 4 Rem Blong Truk Bermuatan Berat Diduga Picu Tabrakan Beruntun di Cipularang
- 5 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono