Menjaga Profesionalisme di Dunia Maya
Pertanyaan:
Bu Rossa, dua orang teman saya mendapat masalah di kantor hanya karena kurang tepat dalam memberikan komentar dan mengunggah foto di akun medsos pribadinya. Berawal dari iseng saja tapi ternyata efeknya tidak main-main bagi diri dan perusahaan tempat mereka bekerja. Mohon advisnya Bu agar lebih bijak dalam menggunakan medsos.
Jawaban:
Penggunaan media sosial menjadi perhatian rekruter dan HRD perusahaan dalam menilai seorang karyawan. Kaitannya tentu dengan profesionalisme para karyawan yang bisa dilihat lewat medsos. Supaya Anda tidak mendapat masalah karena konten media sosial, ikutilah beberapa tips berikut ini.
1. Jaga privasi di akun publik
Bagaimana menjaga privasi di akun media sosial yang sifatnya adalah milik publik? Terdengar aneh memang, karena ketika Anda berani membuat akun di situs yang bisa diakses semua orang, seharusnya Anda sudah tahu bahwa setiap unggahan Anda bisa dilihat oleh pemilik akun lain di platform yang sama.
Jika Anda jeli sejak awal menggunakan akun tersebut, tentu Anda tahu ada pilihan untuk membuat akun Anda tidak bisa dilihat oleh orang yang belum berteman dengan Anda di media sosial tersebut.
Contoh sederhananya, supaya profesionalisme saat Anda sedang dalam proses masuk ke kantor baru tidak terpengaruh imej Anda di media sosial, Anda bisa menggembok dulu akun pribadi untuk sementara. Atau ada juga opsi untuk mengamankan orang-orang yang bisa melihat unggahan Anda di Facebook atau komentar yang Anda kirim.
2. Punya 2 akun, tidak masalah
Tips kedua ini bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan kerja. Misalnya profesi Anda adalah fotografer, Anda bisa pakai akun utama sebagai perangkat kerja yang kontennya juga memperlihatkan profesionalisme Anda sebagai fotografer. Tentu Anda juga harus bijak memilih bahasa yang akan dipakai untuk setiap unggahan foto, agar bisa merepresentasikan profesionalisme Anda di bidang fotografi. Begitu juga kalau Anda entrepreneur muda yang punya bisnis online shop atau usaha yang dijajakan lewat media sosial.
Bukan berarti karena pekerjaan Anda tidak terikat kontrak perusahaan lalu tidak ada sikap profesionalisme dalam bekerja. Tetap perlihatkan profesionalisme agar urusan kerja tidak campur aduk dengan urusan pribadi. Kalau satu akun tidak cukup, tinggal buat satu lagi sesuai kebutuhan.
3. Promosikan diri di akun yang tepat
Menunjukkan profesionalisme memang butuh media yang tepat. Kalau Anda ingin mengumpulkan rekam jejak selama berkarier, ada satu media sosial yang bisa mendukung publikasi profesionalisme dan hasil karya Anda yaitu LinkedIn. Saya yakin hampir semua pekerja tahu cara kerja dan manfaat yang bisa didapat jika punya akun LinkedIn. Banyak tips dan kisah seputar pekerjaan yang bisa Anda baca cuma-cuma, selain menambah referensi tentang profesionalisme di bidang yang Anda tekuni, juga jadi bisa mendapat wawasan yang baru dari berbagai belahan dunia.
4. Hati-hati dengan ejaan!
Masalah ejaan memang sering disepelekan oleh banyak orang, baik yang sudah lebih senior ataupun generasi muda. Kesalahan ejaan akan berdampak fatal jika terjadi di media sosial yang bisa dilihat oleh siapapun, termasuk rekan kerja atau klien.
Ejaan ini juga bisa membuat orang dengan leluasa menilai profesionalisme Anda, karena menganggap unggahan ke media sosial apalagi yang terkait dengan perusahaan seharusnya sudah melewati proses pengecekan atau editing oleh tim.
5. Hindari unggahan gambar
atau foto kontroversial
Demi profesionalisme yang tetap terjaga, Anda harus bijak juga mengunggah foto ke akun media sosial. Gambar yang terlalu kontras dengan yang biasa Anda unggah akan menjadi perhatian setiap akun yang melihat akun Anda.
Keberpihakan pada suatu golongan di luar urusan kerja kadang juga bisa berdampak pada profesionalisme di dalam kantor, sekalipun tidak berhubungan langsung. Satu saja teman kantor yang tahu akun Anda atau melihat cuitan yang Anda sebar lewat media sosial akan membuka peluang pihak perusahaan untuk mengulik lebih lanjut unggahan tersebut.
6. Batasi durasi bermain
medsos
Menjaga profesionalisme di media sosial akan lebih mudah Anda lakukan kalau durasi bermain dengan gawai juga ikut dikurangi. Tips yang satu ini sulit dilakukan kalau tidak ada pengendalian diri sendiri, jadi kuncinya ada di diri masing-masing. Saat Anda bisa membatasi diri bermain media sosial, akan semakin sedikit waktu untuk melihat keadaan "rumput tetangga" alias kantor teman.
Suasana kantor, lingkungan kerja, dan kegiatan sehari-hari teman di perusahaan lain bisa jadi lebih nyaman dan seru dibanding yang Anda alami tiap hari. Mengurangi bermain media sosial akan membuat Anda tetap bekerja dengan profesionalisme yang prima.
7. Media sosial bukan
untuk mengumpat
Membicarakan urusan kantor, kekurangan manajemen perusahaan tempat dulu Anda bekerja, atau bergosip tentang staf di kantor tidak perlu dilakukan di medsos. Profesionalisme seseorang akan menurun levelnya hanya karena cuitan atau keluhan yang dikeluarkan bukan pada tempatnya.
Biasanya yang memperparah situasi adalah kalau karyawan mencantumkan juga nama atasan atau perusahaan dalam barisan umpatan yang dibagikan lewat sekali "klik". Sayang sekali kalau Anda hanya berbagi kesusahan dan kebencian lewat media sosial. Bukan hanya imej diri Anda saja yang menjadi rusak, tapi Anda juga tidak menunjukkan sikap profesionalisme sebagai bagian dari perusahaan, baik itu skala besar ataupun kecil.
Semoga dengan tips kali ini, tingkat profesionalisme Anda sebagai pekerja tetap terjaga tanpa mengurangi kesempatan untuk bergaul sebagai warga dunia maya lewat akun media sosial yang Anda punya.
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya