Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Cyber Crime

Meningkatkan Keamanan di Ranah Digital

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Teknologi bisa menjadi alat yang memudahkan, namun bisa juga menjadi ancaman. Ini bisa diredam melalui edukasi dan kesadaran terhadap keamanan di ranah digital.

Pengguna internet terus tumbuh terlebih dengan adanya sistem Internet of Things (IoT), di mana bukan hanya perangkat komunikasi dan komputer saja yang terhubung ke internet, tetapi segala perangkat elektronik akan dikendalikan dengan internet.

Itu artinya apapun yang terhubung, bahkan segala perangkat fisik yang sudah mulai 'cerdas' dapat dimonitor, dikendalikan dari jarak jauh menggunakan internet. Hal inilah yang membuka peluang bagi penjahat siber melancarkan aksinya.

Kepada Koran Jakarta, Martin Hron, pakar cyber security dari Avast menjelaskan pada 2017 merupakan tahun ransomware, dengan banyak serangan global yang terjadi, seperti WannaCry dan Petya. "Dan kami masih melihat serangan ransomware sebagai salah satu ancaman cyber terbesar. Pada enam bulan pertama pada 2018 saja, kami melihat lebih dari 22 juta serangan terjadi pada pengguna Indonesia oleh malware cryptomining berbasis browser dan itu terus menyebar secara luas. Tak heran seperti itu, karena malware ini bekerja secara diam-diam, mereka mengusai daya komputer pengguna hingga menyebabkan pemakaian energi yang tinggi dan menurunnya masa hidup perangkat pengguna," ungkapnya, baru lama ini.

Tidak hanya melalui perangkat kerja maupun gadget, dengan munculnya IoT serangan pun merambah ke perangkat smart home, Martin yang juga peneliti di Avast ini menjelaskan peningkatan serangan pada perangkat smart home cukup mengkhawatirkan. "Sebanyak 29 persen dari perangkat smart home orang Indonesia rentan diserang, terutama dari media boxes (digital media player) 63 persen, perangkat penyimpan rekaman video CCTV atau DVR 50 persen dan perangkat internet router sekitar 25 persen. Kesemua perangkat itu sangat mudah diretas, bahkan mengetahui lebih dalam seperti tipe perangkat entah itu webcam, printer ataupun pun kulkas pintar misalnya. Sampai mengetahui brand, model apa yang digunakan si korban," tuturnya.

Sejauh ini, menurut pantauannya bersama tim, penjahat cyber kini mulai melihat potensi pada perangkat baru IoT untuk diretas. Dan ini mungkin hanya masalah waktu sampai kita dapat melihat pola bagaimana perangkat IoT yang diretas akan disalahgunakan untuk mencuri uang pengguna, contoh melalui kartu kredit yang terhubung dengan kulkas atau smart TV.

Belajar dari pengalaman tahun lalu ketika serangan ransomware WannaCry memborbadir negara-negara dunia, termasuk Indonesia. Mulai muncul kesadaran baik itu pada kalangan pebisnis maupun konsumen terhadap keamanan siber.

Langkah-langkah baru dalam dunia bisnis pun lambat laun mulai dibendung. "Pebisnis maupun konsumen kini tidak hanya bereaksi ketika serangan datang. Namun mereka memasang strategi kuat yang sepenuhnya melindungi mereka dari ancaman cyber. Pencegahan adalah perlindungan yang terbaik, perusahaan pun juga harus menguatkan praktek keamanan terbaik seperti otentifikasi karena pelanggaran sistem biasanya dimulai dari jaringan internal. Konsumen harus mencegah serangan pada sistem mereka dengan menggunakan solusi antivirus berkualitas tinggi, dan jaringan virtual privat atau VPN ketika terhubung dengan jaringan Wi-Fi yang terbuka," jelasnya.

Edukasi Langkah Terbaik

Kemudian Indonesia memiliki fenomena bonus demografi. Fenomena ketika Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk usia muda, dan puncaknya pada 2030. Hal ini menjadi momentum untuk mengedukasi terkait bahaya cyber.

"Generasi muda di Indonesia terus bertumbuh di dunia online, dan merupakan negara yang mengutamakan seluler. Sehingga dunia baru yang akan mereka hadapi ini merupakan kunci utama dari kurikulum belajar setiap negara yang secara bersamaan, dan harus pula diikuti dengan pendidikan secara konservatif di rumah. Karena ponsel pintar merupakan teman 'sejati' setiap kaum, dan karena itu mereka perlu sadar akan berbagai risiko digital, tidak hanya serangan siber. Ini juga terkait soal konten berbau informasi yang mereka dapatkan di internet," ungkap Martin.

Melalui edukasi kaum muda di Indonesia sedini mungkin, dan juga negara-negara di dunia membuat mereka lebih paham dan siap menghadapi risiko yang terjadi ketika mereka secara digital menyebarkan foto, video, lokasi atau data personal, dan belajar bagaimana berurusan dengan hal-hal tersebut dengan cara yang sehat.

"Dan sekali lagi orang tua harus menjaga anak-anaknya di dunia digital. Mereka harus benar-benar memastikan kembali bahwa mereka memiliki persiapan untuk melindungi anak, karena umumnya orang tua merupakan orang pertama yang ditanya oleh anak-anak. Pembahasan soal perangkat teknologi berikut proteksi perangkat yang dikenakan anak adalah persiapan dasar yang harus dihadirkan orang tua, melalui kombinasi itu pula keluarga dan anak Anda akan terlindungi dari berbagai ancaman siber," tandas Martin. ima/R-1

Perangkat untuk Pekerja Kreatif

HP baru-baru ini meluncurkan laptop Envy x360 13 versi terbaru yang ditujukan bagi insan pekerja kreatif. Tak hanya desain dan fleksibilitas yang dihadirkan melainkan perangkat ini telah ditenagai oleh prosesor super bertenaga AMD Ryzen.

Perangkat laptop ini secara bentuk sangat menarik yaitu dapat diputar 360 derajat. Dampaknya, laptop ini bisa berubah bentuk layaknya tablet dan diklaim sangat nyaman digunakan khususnya untuk pekerja modern. "Pengguna di Indonesia berasal dari kalangan muda atau millenial. Mereka bisa bekerja di mana saja. Mereka bukan hanya konsumsi produk, tapi konsumsi teknologi dan experience," kata David Tan, President Director HP Indonesia, saat sesi peluncuran HP Envy x360 13, di Jakarta, kemarin.

Dari sisi fleksibilitas dan tenaga, HP Envy x360 13 memiliki target pengguna pekerja kreatif digital, seperti content creator misalnya. Bentuknya yang simpel dan elegan dipastikan dapat menimbulkan kesan profesional dihadapan para klien, ditambah perangkat ini menggunakan AMD Ryzen Mobile 2700U, sebuah prosesor quad-core berkecepatan 3.8GHz serta chip grafis Radeon RX Vega sebanyak 8 compute unit (CU), membuat perangkat kerja ini memiliki performa tinggi hingga 175 persen CPU multi-thread, alhasil membuka aplikasi bakal lebih cepat hingga 41 persen.

Selain itu untuk media penyimpanan laptop yang dibanderol sekitar 14 jutaan rupiah ini memiliki ruang penyimpanan yang cukup lapang mulai dari 512GB atau HDD hingga 1TB. Lalu pada bagian layar pun cukup nyaman dinikmati saat bekerja, karena memiliki luas 13,3 inci dengan resolusi Full HD (1920 x 1080).

Pada bagian layar ini juga cukup menarik, karena sudah mendukung layar sentuh dan juga memiliki desain bezel less sehingga memiliki kesan pandangan ke layar yang luas. Tak hanya itu laptop ini juga dilindungi oleh pelapis Gorilla Glass sehingga tahan terhadap goresan. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top