Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Introduce You The Culture of Indonesia

Menikmati Budaya Khatulistiwa di Serbia

Foto : dok. kbri Belgrade, serbia
A   A   A   Pengaturan Font

Hari jadi Keris (Ikatan Pelajar Indonesia di Serbia) ke-5 menjadi ajang promosi dan edukasi budaya Indonesia di kalangan mahasiswa lokal dan internasional serta masyarakat umum di Serbia.

Ide tersebut dalam pelaksanaannya didukung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Belgrade, Serbia; Dharma Wanita Persatuan di Belgrade; serta Dom Kulture Studenski Grad (Pusat Kebudayaan Kota Pelajar) di Belgrade, Serbia. Serangkaian acara perayaan ulang tahun tersebut dikemas dalam bentuk Indonesian Festival dengan tema Introduce you the culture of Indonesia.

Acara ini diadakan beberapa waktu lalu di Dom Kulture Studentski Grad di Belgrade. Bekerjasama dengan Palang Merah Serbia, dan donor darah menjadi program pembuka yang mengawali rangkaian acara.

Dilanjut dengan dibukanya booth makanan tradisional Indonesia serta pernak-pernik kerajinan khas Indonesia seperti kalung kayu dan batik, hal ini bertujuan untuk mengenalkan kepada pengunjung bahwa batik merupakan salah satu karya seni Indonesia yang mendunia. Sebagai bentuk promosi, ada beberapa produk olahan makanan cita rasa Indonesia seperti kecap manis, kacang atom, nata de coco dan produk lainnya yang tidak dapat ditemukan di Serbia.

"Selamat siang!! To je znaci Dobar dan na indonezanskom" ucap pembawa acara pada hari pembukaan acara tersebut. Wajah antusias para pengunjung membuat acara makin gemilang. Sekitar 250 pengunjung dari berbagai kalangan menikmati rangkaian acara dan kuliner yang disuguhkan dalam promosi budaya Indonesia, mulai dari mahasiswa lokal Serbia serta mahasiswa dari mancanegara seperti Bangladesh, Palestina, Mali, Jamaika, Kongo, Capo Verde, Angola dan Kenya.

Selain itu, kalangan masyarakat umum, tua dan muda juga berdatangan untuk menikmati atmosfer Indonesia di Serbia. Tarian tradisional Indonesia yang gemulai dengan kostum yang unik telah membuat pengunjung terpukau.

"Tak kenal maka tak sayang. Pepatah tersebut menimbulkan hasrat kami sebagai mahasiswa Indonesia di Serbia yang memiliki rasa cinta Tanah Air untuk mengenalkan Indonesia ke masyarakat Serbia maupun asing lainnya yang tinggal di Serbia. Tujuan kami selain mengenalkan Indonesia di mata dunia, kami berharap bahwa hubungan antara Indonesia dan Serbia semakin erat dalam hal apapun" kata Ade Lanang Biyantara, Ketua Keris periode 2017/2018.

Dalam acara ini, lagu nasional dan lagu pop Indonesia juga ditampilkan dengan tujuan memperkenalkan dan mendemontrasikan penggunaan bahasa Indonesia kepada penonton. Acara bertambah meriah dengan adanya kuis wawasan Indonesia dan kuis tari Poco-poco untuk para penonton. Selain itu, pemutaran film Indonesia turut menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya Indonesia.

Sebelumnya, Keris telah mengadakan beberapa acara besar sebagai bentuk promosi Indonesia seperti Indonesian night yang merupakan festival kuliner makanan yang diadakan di Kulturni Centar Grad yaitu kafe budaya di Belgrade dan Keris Mengajar yang merupakan kelas pengajaran bahasa Indonesia untuk masyarakat lokal di Serbia.

Indonesian Festival ini merupakan acara besar Keris yang diadakan pertama kali di lingkungan asrama mahasiswa di Belgrade untuk memperingati ulang tahun Keris. Meskipun masih terbilang organisasi baru, namun diharapkan Keris akan terus memberikan kontribusi demi bangsa Indonesia.

Sahabat Baik Indonesia

Dengan meningkatnya minat pelajar Indonesia untuk menimba ilmu di luar negeri, Serbia merupakan salah satu pilihan tujuan yang bisa dipertimbangkan. Sistem pendidikan yang sepadan dengan negara-negara Uni Eropa serta banyaknya pengetahuan sejarah menjadi nilai tambah untuk melanjutkan pendidikan di Serbia.

Saat ini terdapat kurang lebih 10 pelajar aktif Indonesia di Serbia yang tergabung dalam Keris. Alur perkenalan pelajar Indonesia dengan atmosfir Internasional di Serbia dapat dibilang unik jika dibandingkan dengan di negara lain.

"Di mana dengan jumlah WNI di serbia yang terbilang sedikit, pelajar Indonesia lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat lokal Serbia maupun Internasional dalam kesehariannya. Ditambah dengan penggunaan bahasa Inggris yang tidak luas di Serbia, menuntut kami untuk dapat belajar bahasa Serbia," tukas Ade Lanang.

Selain itu, hampir semua pelajar Indonesia di Serbia merupakan peserta dari beasiswa World in Serbia yang merupakan beasiswa dari Pemerintah Serbia yang diberikan untuk negaranegara anggota KTT Non-Blok. Beasiswa ini meliputi pengajaran bahasa Serbia selama kurang lebih 1 tahun untuk persiapan memasuki universitas yang dalam pendidikannya juga menggunakan bahasa Serbia.

"Sehingga, selain kami belajar bahasa Serbia, kami juga berinteraksi secara intensif dengan pelajar-pelajar lain dari negara lain seperti Mali, Zambia, Capo Verde, Angola, Tunisia, Palestina dan Suriah," tambah Ade Lanang.

Indonesia sendiri telah dikenal oleh masyarakat Serbia sebagai negara kerabat, terutama karena Presiden Soekarno merupakan sahabat dari Presiden Josip Broz Tito yang merupakan Presiden Yugoslavia pertama. Sekedar informasi, bahwa Belgrade, Serbia merupakan ibu kota Yugoslavia, dan secara tidak langsung Serbia mewarisi Yugoslavia setelah terpecah menjadi 6 negara. Sehingga, pandangan masyarakat Serbia sangat baik terhadap WNI.

Selain itu, mayoritas pelajar Indonesia di Serbia adalah muslim dan tergolong minoritas di Serbia. "Namun, walaupun hanya 3 persen penduduk muslim dan terpusat di Kota Novi Pazar, belum pernah ada insiden besar yang memojokkan umat muslim di Serbia selama kami belajar di sini," ujarnya. Pengetahuan tentang makanan halal juga diajarkan di jenjang S1 di Jurusan Pertanian, Universitas Belgrade. Hal ini menunjukan bahwa muslim sudah tidak asing bagi masyarakat Serbia.

"Bagaimanapun, hal yang selalu kami junjung tinggi adalah perilaku yang baik dan saling menghormati selama menempuh pendidikan di Serbia. Dengan demikian, kami dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat lokal Serbia khususnya dan masyarakat internasional pada umumnya. Karena kami sadar bahwa keberadaan kami juga mewakili masyarakat Indonesia," pungkas Ade Lanang.

sur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top