Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengharap Perbaikan dari KLB

Foto : istimewa

Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang berlangsung di Jakarta, Kamis (16/2), diharapkan menghadirkan pembaruan bagi sepak bola Indonesia. Pengurus baru (Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Komite Eksekutif) yang terpilih memikul tanggung jawab besar memajukan prestasi dan membenahi karut-marut sepak bola nasional.

Berbagai persoalan, mulai dari liga yang tidak professional, prestasi tim nasional Indonesia yang jalan di tempat, bahkan untuk juara di level Asia Tenggara saja susah diraih, menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Karena itulah, tekad dan komitmen kuat dibutuhkan.

Tak hanya itu, PSSI butuh orang-orang baru yang lepas dari jejak buruk. Orang-orang bermasalah yang membuat sepak bola Indonesia tak kunjung maju semestinya tidak lagi ikut menjadi pengurus. "Saya tegaskan, tidak yakin akan ada perubahan apabila Ketua Umum yang terpilih masih membawa gerbong orang-orang bermasalah untuk mengurus sepak bola Indonesia," ujar Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali.

Lebih lanjut, Akmal mengatakan permasalahan sepak bola Indonesia selama ini adalah pengurusnya. "Masalah sepak bola Indonesia 20 tahun terakhir ada pada akarnya, pengurus dan ekosistemnya. Karena itu, akarnya harus dipotong agar masalah tidak tumbuh lagi, tumbuh lagi, dan tumbuh lagi," jelasnya.

Ketua Umum terpilih harus berani potong satu generasi. Kolam saat ini sudah sangat kotor dan keruh. Harus dikuras dan diisi air baru agar "ikan-ikan" (pemain) bisa tumbuh sehat. Karena itulah, dia mengimbau para voters menggunakan hati nurani dalam menggunakan hak suara di KLB. Pilihan bijak para voters akan sangat berpengaruh untuk pembenahan dan kemajuan sepak bola Indonesia.

"Masa depan sepak bola nasional ada di tangan 87 voters. Now or never. Jadi, gunakan hak pilih Anda untuk memilih generasi baru di sepak bola. Selama masih ada orang-orang bermasalah terpilih, jangan pernah berharap sepak bola nasional untuk berprestasi. Jangan juga tergiur money politic. Bila politik uang digunakan dan para voters tergiur, selamat tinggal masa depan sepak bola Indonesia," tandas Akmal. ben/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top