Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Citi Microentrepreneurship Awards

Menggali Potensi Usaha Mikro di Indonesia

Foto : dok. CMACiti
A   A   A   Pengaturan Font

Semakin banyak masyarakat yang berani dan siap berwirausaha mulai dari skala mikro, maka semakin besar pula peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat luas.

Nuri Ningsih Hidayati (26), perempuan asal Sleman, Yogyakarta ini terus berkarya dalam seni batik pewarna alam dengan mengusung merek dagang Marenggo Natural Dyes Batik.

Didirikan pada 2015, Nuri mengawali usahanya ini melalui penelitian mengenai desain-desain batik yang dilakukannya sejak duduk di bangku kuliah, di Insitut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Melalui riset mendalam, Nuri memilih berbagai bahan alami pewarnaan untuk produk batiknya, seperti dari bahan dedaunan, bunga Morenddo, indigo dan tanaman kesumba keling, batang kayu, kulit buah dan bahan-bahan alami lainya yang menurut pengakuanya mudah ditemukan di sekitaran tempat tinggalnya di Karongan, Berbah, Sleman.

"Warna dari batik kami sangat berkarateristik, agak bladus atau tidak terlalu terang seperti halnya pewarna kimia. Warna yang bladus, juga dinilai menjadi keunggulan tersendiri dari batik kami apalagi karakteristik itu didukunng pula dengan motif modern yang variatif," terang Nuri di ajang Citi Microentrepreneurship Awards (CMA) 2017-2018, di Jakarta belum lama ini.

Kemudian usaha yang dilakukannya ini selain untuk melestarikan batik di Yogyakarta, juga berangkat dari keprihatinannya terhadap pencemaran lingkungan dari usaha batik melalui pewarnaan kimia.

Dirinya mengaku puas karena brand batik ramah lingkungannya itu sudah diterima oleh kalangan masyarakat luas. "Dan juga menjadi kepuasan tersendiri bisa melihat ibu-ibu sekitar dari yang awalnya tidak bisa membatik, dengan proses dan waktu yang panjang akhirnya bisa membatik dengan mengedepankan unsur alami yang ramah lingkungan. Beberapa bahkan sudah bisa mengajarkan membatik kepada orang lain" katanya.

Nuri tak sendiri, Mario Devys (38) asal desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur ini juga berhasil menciptakan produk olahan pertanian khas yang diberi nama 'Nasi Liwet instan Pandan Wangi'.

"Nasi liwet Instan ini juga mengikuti tren kekinian yaitu ngeliwetan, yang pada dasarnya merupakan tradisi makan bersama saudara ataupun kawan-kawan. Saat ini produk kami sudah banyak dikenal, bahkan sering dipesan untuk keperluan orang yang pergi umroh dan haji," tutur Devys.

Tak tangung-tangung omset dari penjualan produk olahan pangan tradisional ini bisa menyentuh angka 180 juta rupiah per tahunnya. Ini diungkap Devys juga berkat pemasaran 'zaman now' yaitu melalui jalur online, kemudian disokong melalui jaringan toko oleh-oleh di Bandung dan Cianjur.

Dua suksesor penggerak usaha mikro ini hanya sebagian kecil yang berhasil mencuri perhatian di ajang CMA 2017-2018.

Dalam ajang penghargaan ini, setidaknya ada sekitar 20 finalis yang membawa keunggulan, keunikan serta dampak lingkungan sendiri dari usaha kecil yang mereka gerakan.

Menurut data Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa pelaku usaha mikro memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan ekonomi di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlahnya yang terus mengalami peningkatan.

Pada 2013, terdapat 2.887.015 usaha mikro yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut terus meningkat, di mana pada 2015 naik 17,3 persen menjadi 3.385.851 unit usaha mikro.

Ajang Pencarian Potensi

CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, menuturkan kemandirian wirausahawan selalu berawal dari hal-hal kecil terlebih dahulu, kemudian dengan kegigihan untuk maju, akan berkembang menjadi lebih besar.

"Kami melihat semakin banyak masyarakat yang berani dan siap berwirausaha mulai dari skala mikro, maka semakin besar peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat," tutur Batara.

Memasuki tahun ke-13 penyelenggaraan CMA, yang juga dilaksanakan di 30 negara. Selama periode penyelenggaraan CMA di Indonesia sejak pertama kali diadakan pada 2005, ajang ini telah menerima pendaftaran dari 13.000 pengusaha mikro Indonesia dan telah memberikan penghargaan kepada lebih dari 240 pengusaha mikro.

Pada penyelenggaraan CMA periode ini, terdapat lebih dari 800 pengusaha mikro dari berbagai provinsi di Indonesia yang mendaftarkan diri.

Director, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia Elvera N. Makki menjelaskan, dari jumlah tersebut, 50 peserta terbaik dipilih sebagai semifinalis, dan kemudian diseleksi hingga terpilih 20 finalis yang berkesempatan mengikuti pembekalan selama tiga hari.

Para finalis kemudian mengikuti penjurian oleh para penilai yang kompeten dari berbagai latar belakang, di antaranya akademisi, pelaku sektor finansial, jurnalis, pelaku bisnis, dan institusi pemerintah terkait.

"Dengan keseluruhan proses ini, kami berharap para peserta dapat memetik pengalaman berharga yang bermanfaat bagi pengembangan usaha di masa mendatang," Jelas Elvera.

Program Citi Microentrepreneurship Awards 2017-2018 juga bertujuan tidak hanya sekadar memilih pemenang, namun juga memberikan kesempatan bagi usaha mikro untuk berinteraksi dan berjejaring dengan para praktisi dari berbagai latar belakang.

Melalui interaksi ini diharapkan akan memberikan informasi dan pengetahuan tambahan untuk pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan usaha mikro di Indonesia.

Sementara itu Christina Agustin, Asisten Deputi Penelitian dan Pengkajian Sumberdaya KUMKM Kementerian Koperasi dan UKM yang hadir dalam ajang penghargaan itu mengungkapkan, gelaran seperti ini bisa menggali potensi para entrepreneur dan mengembangkan para pengusaha yang ada di beberapa wilayah Indonesia.

"Saya berharap lebih banyak lagi peserta yang terjaring dengan berbagai kategori agar elemen dari para pengusaha atau UKM yang memiliki potensi, baik itu anggota koperasi maupun pemilik usaha, dapat terekspos dengan baik," ujar Christina.

ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top