Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengerikan! Ini Dampak Bom 'Mematikan' Termobarik yang Digunakan Rusia untuk Serang Ukraina, Hingga Disebut Sebagai 'Father of All Boms'

Foto : istimewa

Bom termobarik

A   A   A   Pengaturan Font

Kementerian Pertahanan Inggris mengungkapkan, Rusia mengakui telah menggunakan bom 'neraka' termobarik dalam penyerangannya ke Ukraina. Adapun bom yang digunakan yakni peluncur roket sistem TOS-1A dengan gaya hancur yang tinggi.

Namun, pihak Kementerian Pertahanan belum memberikan informasi secara rinci terkait lokasi dan waktu penggunaan rudal termobarik oleh pasukan Moskow.

Dilansir dari Military Today, TOS-1A diadopsi oleh Angkatan Darat Rusia pada tahun 2001. Ini mampu meluncurkan rudal termobarik yang mematikan.

Rudal termobarik juga dikenal sebagai bom vakum. Penggunaannya membutuhkan pasokan oksigen yang cukup, sehingga tidak bisa dipakai di dalam air, di dalam ruangan tertutup dan di kondisi cuaca buruk.

Selain itu, rudal termobarik Rusia disebut meledak pada suhu yang jauh lebih tinggi dibandingkan kebanyakan rudal lainnya. Bahkan, ledakannya bisa bertahan lebih lama dibandingkan senjata konvensional.

Diketahui, bom termobarik memiliki daya ledak yang luar biasa, yakni hingga menimbulkan awan plasma yang mencapai suhu antara 2.500-3.000 Celcius. Ini juga menciptakan ledakan suhu tinggi yang lebih lama dari bom biasanya.

Bom termobarik disebut sebagai Father of All Boms atau induk dari semua jenis bom. Ledakan bom tersebut bisa membuat orang tewas hingga tak menerima oksigen.

Termobarik memiliki beberapa bentuk ukuran, mulai dari granat berpeluncur roket untuk pertempuran jarak dekat. Adapun yang versi besar yang bisa diluncurkan dari jet tempur.

Dilansir dari JMVH, selain ledakannya yang sangat berbahaya, bom termobarik juga mengeluarkan zat berbahaya yang bernama etilen oksida.

Etilen oksida merupakan gas yang digunakan sebagai bahan sterilisasi dengan senyawa sangat beracun jika mengenai tubuh manusia. Nantinya, korban yang terpapar zat tersebut mampu membuat kulit menjadi terbakar serta mengalami gangguan pada paru-paru dan pencernaan.

Meski dikecam banyak negara, hingga kini tidak ada undang-undang internasional yang secara khusus melarang penggunaan termobarik. Tetapi jika serangan ditujukan kepada masyarakat sipil, maka negara itu dapat dihukum karena kejahatan perang.

Diketahui, Uni Soviet mulai menggunakan bom termobarik selama perang di Afghanistan pada 1979. Sementara, Amerika Serikat (AS) menggunakan bom ini pada Perang Vietnam II tahun 1955 silam.

Rusia juga sempat meledakkan termobarik terbesar yang pernah dibuat pada September 2007. Selain itu, AS juga menggunakan senjata ini untuk menggempur Taliban pada 2017, meninggalkan kawah selebar lebih dari 300 meter setelah meledak enam kaki di atas tanah.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top