Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengerikan! Indef Sebut Inflasi Bisa Capai Titik Tertinggi 8,79 Persen, 113 Juta Penduduk Berpotensi Jadi Miskin

Foto : (ANTARA/Sanya Dinda)

Tangkapan layar Peneliti Center of Food, Energi, and Sustainable Development Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dhenny Yuartha Junifta dalam diskusi daring Indef yang dipantau di Jakarta, Kamis (15/9/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Kekhawatiran berbagai pihak bakal terjadinya inflasi tinggi sebagai dampak kebijakan pemerintah menaikkan bahan bakar minyak (BBM) cukup beralasan. Hal itu pula yang paling ditakutkan pemerintahan Presiden Joko Widodo sehingga seluruh jajaran pemerintah dari pusat hingga daerah diminta kerja keras menahan laju inflasi dengan meningkatkan penyerapan APBD.

Sebagaimana diprediksiPeneliti Center of Food, Energi, and Sustainable Development Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dhenny Yuartha Junifta menyebut titik tertinggi inflasi secara tahunan bisa mencapai 8,79 persen di 2022.

Pasalnya setiap kenaikan harga BBM senilai 1 persen, Indeks Harga Konsumen (IHK) akan naik 0,12 persen. "Jadi ketika harga BBM naik, IHK juga akan meningkat. Kita bisa tahu dari beberapa grafik bagaimana kenaikan pertalite meningkatkan IHK pada 2016 dan 2018," katanya dalam diskusi daring Indef yang dipantau di Jakarta, Kamis (16/9).

Kenaikan harga BBM yang meningkatkan inflasi juga akan mengurangi konsumsi rumah tangga dimana kenaikan inflasi sebesar 1 persen akan mengurangi konsumsi rumah tangga sebesar 0,008 persen.

"Semakin tinggi inflasi tentu konsumsi rumah tangga nasional akan berkurang. Ini yang juga tentunya akan berdampak terhadap tingkat kemiskinan yang berpotensi naik," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Kris Kaban
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top