Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengejar Ketertinggalan Pelajaran Berkat "Radio Escuela"

Foto : DW/DW Akademie/Benedikt Borchers

Penyiar Cilik l Penyiar cilik Jhordy Vargas Nogales sedang mengisi acara program Radio Escuela untuk disiarkan di Radio 13 de noviembre, Bolivia, beberapa waktu lalu. Karena keterbatasan sarana telekomunikasi di daerah pedesaan, anak-anak seko­lah di Bolivia beralih menggunakan radio untuk mengejar ketertinggalan pelajaran sekolah selama terjadinya pandemi. 

A   A   A   Pengaturan Font

Siswa sekolah di daerah pedesaan Bolivia sekarang menyukai radio lebih dari sebelumnya. Akibat pandemi, mereka tertinggal pelajaran sekolah. Tapi sekarang para siswa bisa kembali mengejar ketertinggalan merekaberkat Radio Escuela.

Selama pandemi, format pengajaran virtual sangat penting. Meskipun pengajaran virtual ini telah berhasil dengan baik di kota-kota, namun hal tersebut merupakan tantangan bagi daerah pedesaan Bolivia.

Dengan koneksi internet yang buruk dan kurangnya peralatan komputer, anak-anak sekolah seringkali tidak dapat mengikuti pelajaran. Orang tua mereka juga tidak bisa memberikan dukungan kepada anak-anak mereka karena perangkat media elektronik baru itu juga merupakan tantangan bagi mereka.

Namun ada solusi sederhana dan inovatif. Sejak September 2021, Radio Escuela (radio sekolah) telah menyiarkan lebih dari 100 program radio pendidikan kepada siswa di daerah pedesaan Bolivia.

Program radio pendidikan ini bisa terwujud karena jaringan radio komunitas Bolivia CEPRA (Centro de Producción Radiofónica) memproduksi siaran ini dengan dukungan dari DW Akademie, sebagai bagian dari proyek yang didanai oleh Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).

Kini hampir 20 stasiun radio lokal menyiarkan program tersebut dan mereka sekarang menjangkau lebih dari 25.000 siswa di empat daerah pedesaan di Bolivia tengah.

Untuk mendukung program radio pendidikan itu, CEPRA juga telah mengembangkan materi pembelajaran melalui brosur, lembar kerja dan permainan yang didistribusikan kepada audiens muda mereka.

Melalui Radio Escuela, anak-anak berlatih belajar mandiri sekaligus mendapatkan wawasan yang lebih kritis terhadap media. Mereka belajar bagaimana menilai dan memeriksa informasi dan kemudian dapat meneruskan pengetahuan baru ini kepada keluarga mereka.

"Radio masih memiliki pendengar di daerah pedesaan," kata Arturo Cuevas Montaño dari CEPRA, yang bertugas untuk mengkoordinasikan produksi radio sebagai bagian dari proyek dan ia senang siarannya sukses menjangkau anak-anak.

"Masing-masing memiliki penyiar/pengajar favorit dan ingin bertemu orang-orang di balik suara itu," kata Arturo. "Dan mereka tahu detail dari setiap program!" imbuh dia.

Salah satu penyiar Radio Escuela yang sedang naik daun adalah Jhordy Vargas Nogales.Jhordy adalah seorang selebriti cilik di desanya, Colomi. Jhordy, 12 tahun itu, kini menjadi pembawa acara program Radio Escuela diRadio 13 de noviembre".

Anak-anak kerap menulis komentar mereka kepadanya saat siaran, dan setelah mendengarkan musik, Jhordy membacakan komentar-komentar tersebut secara langsung.

Justo Copa Rojas adalah seorang guru di Mizque dan menggunakan program dan materi Radio Escuela sebagai bagian dari pelajarannya. Dia senang dengan tema yang mereka bahas.

"Ini adalah berbagai masalah yang secara langsung mempengaruhi kehidupan kita," kata dia.

Saat siswa perlahan kembali ke kelas, dia mengatakan akan terus menggunakan materi untuk melengkapi topik pengajarannya.

Menurut Juan Luis Gutierrez Dalence, koordinator di CEPRA, anak-anak belajar beragam tema tidak hanya dengan mendengarkan radio, namun mereka juga belajar dengan melibatkan diri mereka sendiri.

"Ketika anak-anak saling mewawancarai terkait program radio ini, mereka pastinya juga melatih keterampilan komunikasi mereka," ucap Juan.

Memicu Kreativitas

"Saya suka programnya. Saya belajar banyak dan itu membuat saya tertawa," komentar seorang siswa bernama Fernando Sebastian Revollo Rodriguez. "Aku juga suka kuis!" imbuh Fernando yang kini duduk di bangku kelas 4 seraya menuturkan bahwa dirinya juga ingin mengembangkan ceritanya sendiri.

"Tentang bagaimana saya hidup, tentang sekolah saya, dan tentang anjing saya, ayam saya, dan kucing saya yang saya beri nama Lucas," kata dia.

Menurut Silvia Montencinos Gomez yang bertugas di Radio CEPRA di Sacaba, Radio Escuela telah berjasa karena telah memberikan pengajaran yang efektif. Dia secara teratur mengunjungi sekolah dan menemani guru saat mereka menggunakan Radio Escuela.

"Kami mendengarkan program dan menggunakan latihan dan permainan yang termasuk dalam materi pembelajaran," kata Silvia. "Siswa setelahnya ingin belajar lebih banyak tentang beragam tema karena sangat berbeda dari cara yang biasanya diajarkan," imbuh dia.

Sementara menurut Gretzel Yucra Camacho, seorang pendidik yang bertugas di Radio Capinota untuk memberikan konsultasi dengan orang tua, siswa dan guru, Radio Escuela telah berperang besar dalam membangkitkan rasa ingin tahu anak-anak.

"Saya ingin acara radio dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan anak-anak," ucap Gretzel. "Melalui program Radio Escuela, siswa bisa mengajukan pertanyaan dan ingin membahas masalah mereka di radio," pungkas dia.DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top