Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengatur Keuangan demi Kebahagiaan Hidup

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Maka, perlu memperbaiki mindset, orang tidak membutuhkan banyak untuk bahagia. Dia bisa tetap hidup dengan milik sekarang. Saatnya berhemat. Hentikan mengonsumsi barang yang bukan kebutuhan. Tidak harus mengeluarkan biaya besar atau harga mahal untuk mendapat kebahagiaan. Sebetulnya, kebahagiaan bisa ditemukan di mana-mana, tidak perlu mencari jauh. Orang bisa menemukan atau menciptakan kebahagiaan dari diri sendiri (hlm 38).

Hentikan kebiasaan lama meskipun akan ada penolakan dan kepanikan. Misalnya, dengan tidak belanja dulu karena masih punya banyak barang serupa. Menyiapkan kopi sendiri dipercaya bisa menghemat ratusan hingga jutaan rupiah ketimbang di kafe.

Siapkan masa depan dengan menabung. Bisa juga investasi reksa dana, deposito, emas, saham, atau properti. Untuk berinvestasi bisa minta bantuan penasihat keuangan guna mendapat bantuan. Menabung mungkin memang terasa susah karena belum terbiasa, tapi semua dilakukan demi masa depan. Tindakan sekarang akan didapat masa depan (hlm 186).

Melalui gerakan #SayangUangnya, buku ini mengajak berhemat. Menghargai nilai uang sama artinya dengan menghargai nilai hidup (hal 115). Landasannya, frugalisme yang mengajak untuk mendapat sesuatu yang lebih dari hidup tanpa perlu menghabiskan uang banyak. Resep utamanya, memunculkan kebahagiaan dari dalam diri bukan dari konsumsi terus menerus.

Hidup secara #SayangUangnya bukan berarti serbamiskin dan kekurangan. Ini mengelola hidup dengan menimbang prioritas dengan menentukan financial goals. Mengejar materi dan status sosial tidak akan ada habisnya. Akan selalu ada yang lebih kaya, baru, dan tinggi. Diresensi Supadilah, Mahasiswa Program Magister Universitas Indraprasta PGRI

Komentar

Komentar
()

Top