Mengagetkan, Kasus TBC di Kepulauan Seribu Meningkat Drastis
Warga menjalani tes mantoux bagian dari pemeriksaan TBC di SDN Duren Tiga 01, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Foto: ANTARA/Rina Nur AnggrainiJakarta - Temuan kasus Tuberkulosis (TBC) hingga saat ini meningkat drastis dibanding 2023 di Kabupaten Kepulauan Seribu sehingga diperlukan upaya strategis oleh pihak terkait agar bisa ditangani dengan baik.
“Terjadi peningkatan, pada 2023 ada 48 kasus TBC, sementara tahun ini hingga November 2024 ditemukan 74 kasus tuberkulosis di daerah ini,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Seribu dr. Murniasi Hutapea di Jakarta, Selasa.
Tanpa menjelaskan, mengapa terjadi peningkatan kasus itu, ia mengatakan kondisi ini sudah diantisipasi oleh pihaknya melalui keputusan Bupati Kepulauan Seribu Nomor 128 Tahun 2024 tentang Tim Percepatan penanggulangan TBC tingkat Kabupaten Kepulauan Seribu dan SK Kampung Siaga TBC di enam kelurahan daerah itu.
“Ini landasan hukum dalam upaya penanganan penyakit TBC di Kepulauan Seribu,” kata dia.
Ia mengatakan pihaknya melakukan penguatan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan di Kepulauan Seribu sebagai salah satu cara melakukan penanganan kasus tuberkulosis.
Selain itu, jika ada temuan kasus TBC di masyarakat maka langsung dilakukan pemeriksaan terduga dengan melibatkan lintas sektor terkait.
Metodenya, lanjut dia, skrining berbasis masyarakat yang melibatkan kader pos pelayanan terpadu (posyandu) dan pos pembinaan terpadu atau posbindu di daerah itu.
Kemudian, melaksanakan pemeriksaan yang mudah dijangkau oleh masyarakat seperti di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA), balai warga dan lainnya serta melakukan pendampingan pasien dalam menelan obat dengan memastikan obat benar benar diminum oleh pasien.
“Kami melakukan pendampingan pasien TBC supaya melakukan pengobatan sampai tuntas,” kata dia.
Suku Dinas Kesehatan juga melakukan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit TBC dan mengedukasi bahwa tuberkulosis merupakan penyakit menular yang bisa disembuhkan dan gratis.
“Secara perlahan masyarakat dapat memahami bahwa penyakit TBC dapat diobati dan butuh waktu yang lama pengobatan,” katanya.
Dirinya mengakui saat ini kendala yang dialami dalam upaya pengentasan TBC adalah transportasi yang minim di daerah kepulauan tersebut sehingga menyulitkan tenaga kesehatan turun ke masyarakat.
“Kendala yang dirasakan itu transportasi antar pulau tidak setiap saat ada,” kata dia.
Berdasarkan data Dinkes DKI Jakarta pada 2023, menunjukkan terdapat sebanyak 60.420 pasien TBC baru dari seluruh pasien terduga yang menjalani pemeriksaan.
Sedangkan pada Januari-Juni 2024, temuan kasusnya sudah mencapai 30 ribu.
Artinya, terdapat 535 dari setiap 100.000 penduduk di DKI Jakarta yang menderita TBC, sementara target eliminasi TBC yang harus dicapai di 2030 adalah 65 kasus per 100.000 penduduk.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Trump Pilih Manajer Dana Lindung Nilai Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS
- KPU RI Targetkan Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Sekitar 82 Persen
- Program Bumi Berdaya Pacu Daya Saing SDM
- Sampah Hasil Pendakian di Gunung Rinjani Capai 31 Ton
- COP29 Diperpanjang, Negara Miskin Tolak Tawaran 250 Miliar Dollar AS