Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengagetkan Ada Apa Sampat Imigrasi Ini Jelaskan soal TKA yang Pakai Seragam Seperti Militer

Foto : ANTARA/Teuku Dedi Iskandar

Tangkapan layar - Seorang Tenaga Kerja Asing terekam video warga mengenakan seragam diduga mirip seragam militer di sekitar lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 3-4 Nagan Raya, di Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Senin (18/4/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Meulaboh - Kepala Kantor Imigrasi Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat Azhar mengatakan video berdurasi tujuh detik yang memperlihatkan seorang tenaga kerja asing (TKA) Tiongkok yang memakai seragam ala militer bukanlah tentara China.

"Seragam militer yang dipakai oleh seorang TKA di proyek pembangunan PLTU Nagan Raya Aceh itu merupakan pakaian buruh di negara China," kata Azhar di Meulaboh kepada wartawan, di Meulaboh, Selasa.

Ia menjelaskan, fakta tersebut diperoleh setelah pihak Imigrasi Meulaboh melakukan koordinasi dengan Komando Distrik Militer 0116 Nagan Raya, Aceh serta sejumlah pihak terkait lainnya.

Azhar mengatakan seragam ala militer yang sebelumnya dipakai oleh seorang TKA asal Tiongkok di lokasi pembangunan PLTU 3-4 Nagan Raya, di kawasan Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh dibawa dari negara asal TKA saat akan bekerja ke Indonesia.

Namun, kemudian seragam tersebut pada Minggu (17/4) lalu dipakai oleh seorang TKA dan kemudian direkam oleh seorang temannya, sehingga kemudian menjadi viral di sosial media.

Guna mencegah tindakan serupa, petugas Imigrasi Meulaboh bersama Kodim 0116 Nagan Raya, Aceh, telah mengingatkan manajemen perusahaan yang membawa TKA tersebut bekerja ke Indonesia agar tidak lagi mengenakan seragam yang mirip dengan pakaian militer.

Agar nantinya tidak menimbulkan penafsiran negatif dari masyarakat dan mencegah terjadinya opini negatif di masyarakat, demikian Azhar.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top