Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengagetkan, Ada Apa Sampai Pedagang Buah Buang Sepuluh Ton Pepaya di Pasar Kramat Jati

Foto : ANTARA/HO-Pedagang Pasar Induk Kramat Jati

Para pedagang membuang sekitar sepuluh ton pepaya di akses jalan Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (22/4/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Sejumlah pedagang terpaksa membuang sekitar sepuluh tonpepaya karena harganya anjlok di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.

Para pedagang membuang buah pepaya yang masih layak konsumsi dan yang sudah busuk di akses jalan depan los buah.

"Harga pepaya turun jauh, sudah hampir 60 persen turunnya tapi pepaya tetap enggak laku. Jadi banyak yang dibuang," kata pedagang pepaya, Inas (46) di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.

Menurut diapara pedagang terpaksa membuang barang dagangannya karena harga pepaya anjlok sejak pertengahan Ramadhan1445 Hijriah.

"Jumlah pembeli yang sepi juga memberikan dampak berkurangnya pendapatan para pedagang," kata Inas.

Dia menuturkanpara pedagang biasa menjual pepaya sebesar Rp7.000 hingga Rp8.000/kilogram. Namun, dalam beberapa waktu terakhir harganya anjlok menjadi Rp3.000 hingga Rp4.000/kilogram.

"Dari harga kita beli ke petani terus dijual lagi sudah enggak ada untungnya sama sekali. Pembelinya juga enggak ada. Kita dagang sekarang nombok doang," ucapnya.

Menurut dia, bukan kali ini saja para pedagang pepaya membuang barang dagangannya, namun hampir setiap tahun terjadi hal yang sama.

Pada akhir tahun 2023, kata dia, para pedagang di Pasar Induk Kramat Jati juga terpaksa membuang puluhan ton pepaya karena sepinya pembeli dan harga turun.

"Sekarang satu mobil bisa separuh lebih dibuang, kita nombok doang. Hari ini pepaya masuk, besok sudah dibuang. Ini yang baru masuk kalau malam enggak laku sudah dibuang lagi," jelasnya.

Untuk mempertahankan usahanya itu, pedagang hanya mengandalkan pembeli dari pengusaha katering, hotel, restoran yang setiap hari membutuhkan pepaya.

"Untuk mencegah kerugian, para pedagang mengurangi jumlah pembelian pepaya kepada para petani," tambah pedagang lainnya, Tumiran (60).

Dia berharap harga pepaya dapat kembali normal, sehingga para pedagang tidak terus merugi.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top