Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mendikbudristek Apresiasi Sandiwara Sastra karena Latih Imajinasi

Foto : ANTARA/Uyu Septiyati Liman

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim (kiri) berbincang dengan Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek Ahmad Mahendra dan tim produksi “Sandiwara Sastra Musim Kedua” di kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Senin (30/10)

A   A   A   Pengaturan Font

Namun, ia mengakui bahwa terdapat banyak aspek seni yang akhirnya terbatas dalam program tersebut karena harus disajikan hanya melalui media suara.

"Tentunya ada banyak adaptasi yang harus dilakukan. Ini bukan film, ini bukan teater. Ada berbagai macam batas-batas, limitasi-limitasi, yang mungkin harus diadaptasikan (agar karya ini dapat terwujud)," kata Nadiem.

Selain itu, ia menyatakan bahwa penyajian cerita rakyat dalam format drama audio merupakan suatu hal yang inovatif. Oleh karena itu, ia mengapresiasi segenap tim produksi yang terlibat dalam program ini.

"Saya ucapkan selamat kepada teman-teman sutradara dan para penulis yang terlibat dalam program ini. Pasti tidak mudah melaksanakan program ini. Formatnya sangat baru, sangat inovatif," ujar Nadiem.

Program Sandiwara Sastra Musim Kedua mengangkat sepuluh cerita rakyat maupun legenda urban yang terkenal di berbagai daerah di Indonesia. Kesepuluh cerita itu termasuk Perempuan Perkasa (Papua), Kampung Mati dan Hantu Berang-Berang (Kalimantan), Si Manis Jembatan Ancol (Jakarta), Pahlawan (Bali), Bombol dan Babi (NTT), Keris (Jawa Tengah), Di Tubuh Tara dalam Rahim Pohon (Sulawesi Selatan), Mimpi Jurai (Sumatera), Sandekala (Jawa Barat), dan Halo Bleki (Aceh).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top