Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Persiapan Pemilu

Mendagri Optimistis Pemilu 2019 Berjalan Lancar

Foto : ISTIMEWA

Mendagri, Tjahyo Kumolo.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo optimistis pemilu serentak pada tahun 2019, bakal berjalan lancar. Ia juga yakin Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai penyelenggara bisa bekerja maksimal. Termasuk juga Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

"Saya optimistis pemilu lancar, karena kesiapan KPU dan Bawaslu cukup pengalaman. Punya otoritas sebagai penyelenggara. Sampai ke TPS punya pasukan langsung," kata Tjahjo, di Jakarta, Kamis (8/11).

Terkait potensi gangguan keamanan, Tjahjo juga yakin bisa diredam dan diantisipasi oleh aparat keamanan. Karena telah dipetakan dimana saja potensi kerawanan dalam pemilu nanti. Tinggal sekarang yang harus terus digelorakan adalah mendorong para kontestan pemilu, baik itu partai, calon legislatif, calon presiden dan wakil presiden beserta tim suksesnya menghadirkan kompetisi politik yang bisa mendidik publik.

"Racun demokrasi harus kita hindari. Politik uang, kampanye ujaran kebencian, fitnah, beraroma SARA yang memecah persatuan dan kesatuan," katanya.

Tjahjo berharap, tingkat partisipasi pemilu di pemilu serentak bisa sesuai target. Seperti diketahui, komisi pemilihan menargetkan partisipasi pemilih di pemilu 2019 bisa mencapai setidaknya minimal 78 persen. Tentu bukan perkara mudah. Sebab Indonesia adalah negara besar. Secara geografis juga, tak mudah. Butuh kerja keras. Kerja bersama semua elemen.

"Negara kita negara luas dengan geografis adat istiadat dan sebagainya. Ini melibatkan semua. Ada pers, tokoh agama, adat, masyarakat. Semua harus terlibat dalam proses konsolidasi demokrasi," ujarnya.

Ketika hadir jadi pembicara dalam acara pembekalan calon Anggota DPR Partai Hanura se-Indonesia di Jakarta, Tjahjo juga menyorot soal peran partai dalam konsolidasi demokrasi. Kata dia, peran partai sangat penting dalam mempercepat konsolidasi demokrasi. Karena itu penguatan kelembagaan partai politik menjadi hal yang penting.

"Tahapan pemilu yang sudah dilalui Indonesia banyak sekali macam variasi sistem yang pernah terapkan dan jumlah partai politik yang menjadi peserta pemilu, tahun 1955 banyaknya partai politik, kemudian masuk jaman Orde Baru mengerucut menjadi tiga parpol. Kemudian di era reformasi sampai sekarang tercatat tahun 1999 berjumlah 48 partai politik, tahun 2004 berjumlah 24 partai politik, tahun 2009 sebanyak 38 partai politik, dan kemarin tahun 2014 sebanyak 12 partai politik nasional ditambah 3 partai lokal di Aceh" urai Tjahjo.

Menurut Tjahjo, pemilu atau pesta demokrasi adalah hanya sebuah instrumen untuk menggapai tujuan bangsa yakni terwujudnya kesejahteraan rakyat. Tentu, pesta demokrasi yang berkualitas yang diharapkan. Bukan pesta demokrasi yang penuh dengan racun demokrasi. Tjahjo yakin, jika pesta demokrasi berkualitas, ini akan berkolerasi dengan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. ags/AR-3

Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top