Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Yudi Candra, CEO PT Duta Sukses Dunia

Mencetak Pemimpin yang Andal

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Yudi Candra mengembangkan pelatihan kepemimpinan perusahaan agar tidak salah arah ketika menerapkan industri 4.0.

Hampir semua orang yang kuliah di luar negeri menginginkan cepat selesai, lalu segera bekerja atau pulang ke Tanah Air untuk melamar masuk ke kantor baru. Hanya saja, pikiran normal itu berbeda dengan pria muda ini. Dia adalah Yudi Candra, CEO PT Duta Sukses Dunia, perusahaan yang menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi pemimpin (leader) perusahaan di Tanah Air.

Awalnya, Yudi pergi kuliah di Australia untuk mendapatkan gelar sarjana. Seperti semua orang tua, tentu orang tua Yudi juga demikian, menginginkan anaknya secepatnya menjadi sarjana, lulusan luar negeri pula. Hanya saja harapan orang tua agar Yudi cepat pulang tidak sesuai dengan realitas.

Yudi punya dunia sendiri. Yudi muda justru "membelot". Berbekal satu unit komputer, Yudi memulai usaha merakit komputer. Saat itu, dekade 1990-an, ketika komputer masih menjadi primadona. Pasarnya ialah mahasiswa-mahasiwa Indonesia di Australia. Itulah insting bisnis Yudi yang saat itu masih berusia sekita 20- an tahun.

Namun, belum lama Yudi menikmati usahanya, masalah silih berganti datang. Akhirnya, usaha perakitan komputer bangkrut. Beban Yudi pun bertumpuk, kuliah tidak selesai dan usaha yang bangkrut. Ibarat jatuh tertimpa tangga pula.

Meski gagal, Yudi bisa meraih gelar MBA di Australia. Gelar yang dibangga-banggakannya karena dia sama sekali tidak mengakui kuliah strata-1 yang dituntaskan dengan setengah serius sebelumnya.

Beruntung, Yudi mendapat kepercayaan menjadi tenaga pemasaran di sebuah perusahaan kapal keruk di Australia untuk keperluan tambang di Indonesia. Singkat cerita, Yudi sukses menjalankan bisnis penjualan kapal ini.

Hanya saja, karena selalui ingin mencoba, dia tidak betah lalu berhenti bekerja dan kemudian merintis usaha baru melalui PT Duta Sukses Dunia. "Kami baru memulai bisnis dan akan di-launching pada Maret 2019," kata Yudi, beberapa waktu lalu.

Ketika ditanyakan apa alasannya merintis usaha yang bertujuan untuk mendidik para leader, CEO yang baru berusia 42 tahun itu menjelaskan bahwa dia ingin mencetak ribuan pemimpinpemimpin perusahaan yang andal. Yudi ingin agar pebisnis muda tidak hanya asal-asalan membuka bisnis, tetapi harus dengan perencanaan yang matang.

"Saya contoh orang yang jatuh-bangun dalam usaha. Saya boleh dibilang sebagai raja jatuh-bangun. Tapi, saya tidak ingin pengusahapengusaha muda mengalami masalah seperti saya," katanya.

Yudi menuturkan, dunia ini terus melakukan tranformasi dari pola konvensional menuju teknologi. Di satu sisi tidak mudah untuk mengimplentasikannya, tetapi di sisi lain itu satusatunya pilihan, sebab jika tidak akan tergilas oleh waktu. Kondisi ini terjadi pada hampir semua jenis kegiatan manusia, tak terkecuali pula pada dunia usaha atau industri. Dunia usaha terus bertransformasi dari pola lama ke pola baru yang mengutamakan teknologi sebagai episentrumnya, dan tenaga manusia hanya sebagai pendukung. Itulah yang disebut dengan revolusi industri 4.0.

Revolusi industri 4.0 selama 2018 terus digaungkan. Transformasi model industri ini memang baru terjadi beberapa tahun ke depan, tetapi senyatanya sudah mulai muncul pada beberapa sektor industri saat ini. Banyak calon pengusaha atau pengusaha yang terbuai oleh transformasi industri menuju industri 4.0, mayoritas mengira itu pekerjaan mudah, namun ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Perlu persiapan yang matang untuk memulainya. Sebab jika tidak usaha yang digeluti akan mati, tergilas persaingan.

Cara bertahan itulah yang hendak diupayakan oleh Yudi. Melalui perusahaannya, pria yang biasa disapa coach Yudi ini membuka pendidikan khusus untuk melahirkan para leader perusahaan. Tujuannya, agar pemimpin-pemimpin perusahaan tidak salah arah ketika menerapkan industri 4.0, punya strategi yang jitu dan ampuh serta bisa meningkatkan keuntungan perusahaan.

Bagi Yudi, revolusi industri 4.0 lebih jauh dibanding dengan revolusi 3.0 yang terjadi pada tahun 1970 yang basis utamanya pada penggunaan elektronik dan teknologi informasi berbasis komputer dan internet. Revolusi industri 4.0 sangat berbeda dengan sebelumnya, karena mengubah realitas sekitar kita dengan perubahan atom dan molekul, perubahan secara nanoteknologi ditambah dengan segala sesuatunya di dunia yang terkoneksi dengan internet.

Di era industri 4.0, segala sesuatu menjadi transparan dan perbedaan akan suatu produk atau servis dengan produk/servis yang lain terlihat jelas dan hanya terbaiklah yang bertahan. "Jadi, di satu sisi ini adalah kesempatan, tetapi di sisi lain ini adalah tantangan yang tentu tidak mudah," tegasnya.

Bisnis Baru

Pria kelahiran Jakarta, 31 Maret 1976, ini mengungkapkan banyak orang yang kepincut dengan bisnis rintisan (startup). Begitu mereka melihat Tokopedia langsung ingin bikin usaha sejenis, padahal size usahanya tidak mungkin bisa mengalahkan Tokopedia yang sudah lama ada. Akhirnya, bisnisnya memang jalan, tetapi jaminan keberlanjutannya tidak ada, sehingga tidak lama kemudian mati.

Padahal, jika ingin bisnisnya sukses harus bikin startup model baru, dengan menyesuaikan dengan pasar yang ada. "Ide kreatif itu yang jarang muncul dari pebisnispebisnis muda. Mereka suka meniru," ujar Yudi

Melalui PT Duta Sukses Dunia, Yudi ingin membagi tip-tip itu. Yudi ingin mencetak leader yang dapat menyatukan dan memberikan arah tujuan yang jelas, menciptakan leader yang memiliki kecepatan dalam mengambil keputusan serta leader yang dapat memilih dan men-develop talenta, berkolaborasi dengan siapa pun, termasuk para pekerjanya. erik sabini/AR-2

BIODATA

Nama: Yudi Candra

Tempat Kelahiran : Jakarta, 31 Maret 1976

Pendidikan:
MBA di Australia
MSc ITMOC di Inggris

Sertifikat :
Certified Trainer of NLP, Certified Biz Coach, Wealth And Money Coach, Six Sigma, Lean, DIS C and TRI Z, Master Face Reading Graphology.

Komentar

Komentar
()

Top