Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
They are Here

Mencari Alien di Indonesia

Foto : koran jakarta/eko sugiarto putro
A   A   A   Pengaturan Font

Lima puluhan orang, beberapa pengamat, dan para pemerhati fenomena Alien dan Unidentified Flying Object (UFO), berkumpul di Yogya pada akhir pekan lalu. Mereka menggelar seminar dengan tema They Are Here.

Awal Agustus, empat ilmuwan AS menghadap sidang senat untuk meminta kongres melanjutkan pendanaan terkait pencarian kehidupan di luar Bumi. Pendanaan terhadap pencarian kehidupan di luar bumi, Alien dan kendaraan terbangnya yang sering disebut UFO, di AS menghadapi tantangan keras dalam beberapa tahun terakhir.

Presiden Donald Trump memotong pendanaan sains, dan sangat lambat mengangkat saintis sebagai penasehatnya seperti yang selalu dimiliki presiden AS sebelum-sebelumnya.

Administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA, Thomas Zurbuchen kepada majelis sidang mengatakan pencarian Alien adalah pertanyaan besar semua umat manusia.

"Itu akan menjadi lompatan besar, tidak hanya memahami lebih banyak tentang alam semesta tetapi juga jadi lompatan dalam memahami diri sendiri pada tingkat yang tidak pernah kita miliki di masa lalu," katanya dalam Space.com.

Di AS, Alien dan UFO memang menjadi konsumsi bersama baik lembaga sains maupun masyarakat luas. Penampakan UFO dan Alien, kisah penculikan manusia oleh Alien, dan hari UFO sedunia pada 2 Juli selalu ramai dirayakan dan demonstrasi menuntut pemerintah AS terbuka tentang keberadaan Alien.

"Kalau di Indonesia, kita mungkin dianggap gila kalau mengaku melihat penampakan Alien. Tapi kalau ngaku ketemu tuyul, malah dipercaya," kata Nur Agustinus, pendiri Benda Terbang Aneh (BETA) UFO, kelompok pengamat serius fenomena UFO di Indonesia yang berdiri pada 1997, saat menjadi pembicara dalam Seminar BETA UFO di Yogya.

Penerus J Salatun

Nur mengatakan setiap kenyataan yang dilihat sebenarnya ditentukan oleh konstruksi sosial yang mendiami kepala anggota masyarakatnya. UFO dan Alien, menjadi mitos modern karena sarat unsur teknologi, sementara hantu sarat unsur mistik. Tapi keduanya sama-sama belum terjelaskan sampai saat ini.

Di AS dan di beberapa negara Eropa, UFO dan Alien juga mendapat respon dari negara. AS terutama, militernya berulang kali terungkap mendanai secara khusus pencarian UFO. Sementara Indonesia, bisa dikatakan hampir nol perhatiannya terhadap keberadaan UFO, apalagi Alien.

Tapi sebenarnya, Indonesia memiliki J Salatun, pendiri Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan Menteri Perindustrian Penerbangan pada Kabinet Dwikora III pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Ia menerbitkan dua buku, Menjingkap Rahasia Piringterbang dan UFO Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini. Dua buku itu adalah catatan masterpiece tentang penampakan UFO di Indonesia di medio 60-70-an. Dan J Salatun percaya dengan keberadaan UFO sampai akhir hayatnya.

J Salatun memiliki banyak penerus hingga saat ini. Nur Agustinus, mendirikan BETA UFO. Pada 1 September, di Yogya, untuk pertama kalinya para pengamat UFO dari Surabaya, Jakarta, Bandung, Semarang, Salatiga, Solo, Yogya, dan beberapa kota lain berkumpul secara fisik. Pertemuan itu bertajuk Seminar BETA UFO They Are Here. Sebelumnya, mereka hanya bertemu melalui sarana daring, medsos, maupun whatsapp group.

"Ini pertemuan penting bagi para pengamat UFO di Indonesia, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, kumpul semua. Ini akan jadi forum 2 bulanan, terbuka untuk publik, agar sains kita makin maju. UFO dan Alien ini melebarkan cakrawala berpikir kita," kata Venzha Christ, pendiri Indonesia Space Science Society (ISSS), yang menjadi fasilitator dalam pertemuan itu.

Benarkah Mereka Ada?

Bukan hal yang mudah untuk menjawab pertanyaan itu. Berbagai bukti bisa saling mematahkan klaim kebenarannya. Setidaknya ada 3 pendekatan utama terhadap isu UFO yakni sains, pseudosains, dan agama.

"Apakah ketiadaan bukti adalah bukti ketiadaan mereka. Ketiadaan bukti secara sains belum merupakan bukti ketiadaan mereka," ujar Muntoha, pendiri Yogya Astro Club.

Sementara Hangno Hartono, pendiri Cahaya Nusantara, mengatakan pengalaman melihat alam semesta seisinya termasuk Alien, makhluk dari dimensi lain, adalah pengalaman umum dalam dunia spiritual. Ada 3 kata kunci yakni energi, frekuensi, dan vibrasi yang digunakan para spiritualis untuk melakukan kontak.

"Tembang ageng dalam tradisi Jawa itu sarana untuk kontak dengan dimensi lain. Saya kira penting untuk meneliti energi, frekuensi, dan vibrasi dari tembang-tembang itu," katanya.

Adapun Nur Agustinus yang menggunakan pendekatan 4 evidence yakni bukti nyata, demonstratif, dokumenter, dan testimonial. "Pendekatan ilmiah menghindarkan dari kesesatan berpikir karena gotak gatik gatuk," ujarnya.

Dengan pendekatan ilmiah, Nur memverifikasi langsung munculnya Crop Circles di Yogya pada 2011. Ia menemukan kadar nitrogen yang lebih tinggi di padi yang rebah membentuk pola daripada padi yang masih utuh berdiri. Nur juga mendatangi dan mendokumentasikan orang-orang yang bersaksi melihat UFO, baik di masa kini dan masa lalu. Ia mengajak untuk memverifikasi data-data yang ditulis J Salatun melalui catatancatatan militer atau kepolisian di tempat-tempat kesaksian muncul. Bahkan menemui para saksi, yang menurut perkiraan sampai sekarang masih hidup.

"Terlalu banyak hal yang tidak bisa disepelekan seperti jatuhnya UFO dalam insiden Roswell pada 1947, area 51 di AS, maupun terungkapnya pendanaan Pentagon untuk mencari UFO pada Desember tahun lalu. Dan juga tren perubahan pelaporan penampakan UFO atau Alien ini, terlalu mencurigakan," katanya.

Di Indonesia ada beberapa penampakan UFO yang jadi sensasi nasional bahkan internasional seperti penampakan di Gunung Agung Bali pada 1973 dan Pantai Cilamaya pada 1975. Penampakan piring terbang di medio itu juga dilaporkan di seluruh dunia. Tapi sejak 80an, pelaporan penampakan UFO di seluruh dunia berubah. Dari sebelumnya tampak sebagai UFO yang berbentuk bulat, solid, dan logam menjadi penampakan yang hanya berupa seberkas sinar yang tak begitu jelas bentuknya.

"Pengetahuan tentang UFO dan Alien terus berkembang, penampakan UFO berubah dan kabar terakhir Alien bahkan dimungkinkan ada di dalam perut bumi. Jadi apakah UFO itu ada, bagi BETA UFO yang paling penting bukanlah apakah kita percaya, tapi apakah kita mau mencari tahu," lanjutnya.

NASA saat ini sedang berburu Alien menggunakan kapal selam di lepas pantai Big Island untuk menjelajahi Lo'ihi, gunung berapi bawah laut Hawai. Jadi, maukah kita mencari tahu?

YK/R-1

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top