Menanti Sikap BI dan Petunjuk The Fed
JAKARTA - Nilai tukar rupiah tethadap dollar AS berpotensi melanjutkan penguatannya, tengah pekan ini. Investor cenderung menanti sikap Bank Indonesia (BI) dalam merespons kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan sejumlah data ekonomi AS yang menunjukkan penurunan.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (23/8), bergerak di kisaran 15.250-15.350 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan menguat.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, Selasa (22/8), ditutup menguat 8 poin atau 0,06 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.316 rupiah per dollar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah dipengaruhi simposium Jackson Hole Federal Reserve (The Fed) yang akan diadakan pada 24-26 Agustus 2023.
"Pidato Powell (Gubernur Federal Reserve Jerome Powell) di Jackson Hole dipandang penting, (tergambar dalam bagaimana) Indeks Nasdaq Composite yang menghadapi lonjakan imbal hasil obligasi 10 tahun ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, yang telah memberikan sentimen risiko (terhadap dollar AS), Selasa (22/8), sehingga merugikan safe-haven," ujar dia dalam keterangan tertulis, Jakarta, kemarin.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya