Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menanti Langkah BI

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai masih rawan terkoreksi pada awal pekan ini. Pelaku pasar diperkirakan menanti langkah Bank Indonesia (BI) dalam menyikapi kenaikan bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pekan lalu.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memperkirakan IHSG dalam perdagangan, Senin (20/6), masih melemah untuk menguji 6.786-6.871. Namun, lanjutnya, tak menutup kemungkinan IHSG menguat terbatas pada awal pekan ini untuk menguji area 6.980-7.010.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelang akhir pekan lalu ditutup melemah seiring masih kuatnya kekhawatiran resesi global usai Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed menaikkan suku bunga.

IHSG ditutup melemah 113,35 poin atau 1,61 persen ke posisi 6.936,96. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 19,98 poin atau 1,96 persen ke posisi 997,9.

"Resesi semakin dekat, semakin terlihat nyata," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Dibuka melemah, IHSG terus menurun hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.

Sepanjang jam perdagangan hari ini, saham yang mengalami penguatan terbesar di antaranya BIPI, BAPA, FPNI, MDLN, dan SLIS. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar di antaranya HRUM, MDKA, GOTO, AMDR, dan BRMS.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, hampir seluruh sektor terkoreksi di mana sektor material dasar turun paling dalam yaitu 2,49 persen, diikuti sektor perindustrian dan sektor teknologi masing-masing terkoreksi 1,77 persen dan 1,49 persen. Sementara itu, hanya sektor kesehatan yang berhasil melesat sebesar 1,18 persen.

Baca Juga :
Pasar "Wait and See"

Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top