Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menaker Sebut Jenis Pekerjaan Baru Lebih Banyak yang Hilang daripada Pekerjaan Lama

Foto : Muhamad Ma'rup

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, dalam Pembekalan Tenaga Kerja Sukarela Pendamping Tenaga Kerja Mandiri Pemula, di Jakarta, Rabu (11/10).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, menyebut pekerjaan baru yang muncul lebih banyak yang hilang daripada pekerjaan lamag. Menurutnya, hilangnya beberapa pekerjaan akibat dari disrupsi ekonomi digital.

"Kita juga cukup optimistis juga karena muncul jenis-jenis pekerjaan baru yang lebih banyak daripada jenis-jenis pekerjaan yang hilang," ujar Ida, dalam Pembekalan Tenaga Kerja Sukarela Pendamping Tenaga Kerja Mandiri Pemula, di Jakarta, Rabu (11/10).

Dia menilai, jenis pekerjaan yang baru ini tidak bisa begitu saja diserap karena jenis pekerjaan baru membutuhkan skill dan kompetensi. Jika tidak diantisipasi, maka akan berpengaruh terhadap tingginya pengangguran.

"Sebagai contoh, banyak pekerjaan-pekerjaan lama di sektor perbankan yang akan hilang. Kalau tidak segera kita mitigasi akan muncul pengangguran baru yang sebelumnya kita tidak bayangkan karena dengan kemajuan teknologi memunculkan pengangguran," jelasnya.

Urgensi Wirausaha

Ida mengatakan, selain mendorong penyerapan tenaga kerja, urgensi lain adalah menyiapkan wirausaha. Saat ini rasio kewirausahaan di Indonesia sebesar 3,47 persen, sedangkan target untuk mencapai negara maju pada 2045 rasio wirausaha harus sebesar 4 persen.

Dia menambahkan, tahun 2023 ini pihaknya memberi kesempatan kepada 110.000 pelaku Tenaga Kerja Mandiri (TKM) atau pelaku usaha. Jumlah tersebut diharapkan benar-benar menjadi pelaku usaha yang kuat dan mandiri.

"Kebijakan perluasan kesempatan kerja di luar hubungan kerja, diimplementasikan melalui program kewirausahaan yang mendayagunakan seluruh potensi sumber daya dan teknologi," katanya.

Ida menekankan, program TKM membutuhkan tenaga kerja pendamping agar program berjalan dengan baik. Selain memotivasi, para tenaga kerja pendamping juga memberikan fasilitas dalam memperlas jejaring kemitraan, permodalan, dan pemasaran yang menjadi kelemahan UMKM di Indonesia.

Baca Juga :
Raker Jaminan Sosial

"Pendamping juga menjadi inovator menggerakan ide-ide pengembangan usaha. Efektifnya program TKM sangat bergantung tenaga kerja pendamping," tandasnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top