Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bisnis Start Up

Menakar "Mindset" Perusahaan Besar di Era Bisnis Kekinian

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kecepatan bertumbuh secara eksponensial dan kemampuannya menggoyang industri dan menggeser tahta penguasa pasar membuat gaya bisnis start up tidak bisa diabaikan. Lantas apa yang perlu dilakukan perusahan besar di abad 21 ini?

Perusahaan-perusahaan abad 21 harus inovatif, lincah (agile) dan berpusat pada pelanggan. Hal itu tidak masalah jika perusahaan tersebut adalah sebuah start up. Bagi perusahan besar dengan pakem jalan bisnis tersendiri, tentu akan kewalahaan menghadapi 'persaingan' baru saat ini.

Indrawan Nugroho, Business Innovation Consultant, sekaligus founder CEO of Corporate Innovation Asia (CIAS) menjelaskan kepada Koran Jakarta, bahwa persaing bisnis di era baru begitu kompleks, khususnya pada peta persaingan perusahaan besar dan perusahaan rintisan (start up).

"Kalau perusahaan besar melihat start up seperti menunduk, begitu juga start up melihat perusahaan besar harus mendongakan kepala, ini faktanya. Tapi nyatanya perusahaan rintisan seperti terus menggerogoti perusahaan besar secara bisnis. Mereka (perusahaan mapan) yang tak dipungkiri memiliki aset besar, modal besar seharusnya mudah mengatasinya, tapi malah seperti kesulitan," jelasnya, saat ditemui di sela acara Asia Corporate Innovation Summit 2018, di Balai Kartini, Jakarta, belum lama ini.

Salah satu masalah pada perusahaan besar memang inovasi, Indrawan menceritakan meski sudah mapan, perusahaan besar seperti terlihat begitu nyaman berada di tahtanya, dan susah sekali melakukan inovasi. "Mereka juga punya immune system untuk menolak hal-hal baru. Mereka sudah telanjur nyaman dengan pencapaiannya saat ini, punya standar operasional prosedur (SOP) tersendiri, dan kalaupun ingin berinvestasi, mikirnya rumit, seperti baliknya kapan dan lain sebagainya, itu sebabnya mereka bergerak cukup lambat di zaman serba cepat saat ini," terang Indrawan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top