Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Yi Min Yin, Chief Executive Officer (CEO) ZTE

Memperkuat Perusahaan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Yi Min Yin akan membawa ZTE melakukan upaya terbaik untuk memenuhi tanggung jawab terhadap ratusan operator, ribuan mitra, dan pemasok di dunia.

Raksasa telekomunikasi Tiongkok, Zhong Xing Telecommunication Equipment (ZTE), belum lama ini muncul dalam pusaran berita perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Pasalnya, nasib pemasok perangkat, suku cadang, dan jaringan telekomunikasi global yang bermarkas di Shenzen itu menjadi salah satu syarat negosiasi Beijing terhadap Washington. AS setuju mencabut sanksi larangan kerja sama selama tujuh tahun antara perusahaan yang sebagian besar sahamnya dikuasai BUMN Tiongkok itu dengan perusahaanperusahaan AS, dengan imbalan Beijing membatalkan tarif impor atas produk pertanian AS. ZTE terkena sanksi AS karena kedapatan menjual sejumlah perangkat telekomunikasi kepada Iran dan Korea Utara, yang menjadi musuh AS.

Pada 2017, perusahaan dengan jumlah karyawan sekitar 100 ribu orang, yang separuhnya tersebar di seluruh dunia itu berhasil meraup laba bersih 4,57 miliar yuan atau sekitar 721 juta dollar AS. Laporan capaian itu merupakan capaian 294 persen dari keuntungan bersih perusahaan tahun sebelumnya. Dengan skala bisnis sebesar itu, tak heran bila Presiden Donald Trump was-was Tiongkok akan memimpin dunia dalam teknologi telekomunikasi 5G.

Kiprah ZTE menguasai bisnis telekomunikasi global tak bisa dilepaskan dari sosok Chief Executive Officer (CEO) ZTE, Yi Min Yin. Dia ditunjuk sebagai CEO pada 14 Maret 2017, hanya beberapa hari setelah perusahaan itu menyatakan setuju untuk membayar denda sebesar 1,3 miliar dollar AS karena melanggar sanksi perdagangan jangka panjang terhadap Iran dan Korea Utara.

Menurut perusahaan, Yin akan menjabat sebagai CEO sampai 29 Maret 2019. Pria berusia 55 tahun itu terpilih menggantikan pejabat sebelumnya, Zhao Xianming, yang mengundurkan diri. Yin memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam operasi bisnis telekomunikasi, dan lebih dari 21 tahun pengalaman manajemen. Sebagai insinyur senior, Yin telah menjadi Direktur Eksekutif ZTE Corporation sejak November 1997. Dia juga sempat menjabat sebagai Presiden ZTE Corporation dari 2004 hingga 2010, di mana bertanggung jawab atas manajemen dan operasi sehari-hari.

Yin meraih gelar Master of Science di bidang teknik, jurusan telekomunikasi dan sistem elektronik, dari Universitas Pos dan Telekomunikasi Nanjing, pada tahun 1988.

Dia mengawali karier di ZTE sebagai manajer departemen penelitian dan pengembangan Shenzhen Zhongxing Semiconductor, pada 1991. Selanjutnya, dia menjabat sebagai wakil manajer umum Zhongxingxin dari 1993 hingga 1997. Berikutnya, dalam periode 1997 hingga Maret 2010, Yin mengenyam berbagai posisi mulai sebagai wakil presiden perusahaan, wakil presiden senior dan presiden, yang bertanggung jawab atas beragam divisi mulai penelitian dan pengembangan, pemasaran, penjualan, dan operasi perangkat.

Dalam wawancaranya dengan People's Daily, Yin mengatakan bahwa perusahaannya perlu berinvestasi lebih banyak dalam teknologi dan gencar melakukan pengembangan karena mayoritas masyarakat Tiongkok menginginkan negara itu lebih mandiri dalam produk berteknologi tinggi. "Tentu saja kami ingin mendorong upaya teknologi kami untuk memperkuat kemampuan kami," kata Yin.

Menurutnya, meski sempat dirundung sanksi dilarang membeli suku cadang perangkat dari perusahaanperusahaan AS, Yin optimistis perusahaanya dapat melewati masa penuh ujian tersebut. "Kami masih merupakan perusahaan global kelas satu yang mematuhi standar kepatuhan pengawasan ekspor, dan itu dimulai dengan saya," kata Yin.

Upaya Terbaik

Dikutip dari waonews. com, saat ini perusahaan berada dalam situasi yang sangat sulit karena sanksi, dewan direksi dan manajemen akan melakukan yang terbaik untuk melindungi hak-hak hukum dari 80 ribu karyawan, serta kepentingan sah dari 80 ribu keluarga karyawan.

"ZTE tetap akan melakukan upaya terbaik untuk memenuhi tanggung jawab terhadap ratusan operator, ribuan mitra dan pemasok di dunia, dan tentu pada ratusan juta konsumen perusahaan sebagai pengguna akhir. Kami juga akan melakukan yang terbaik untuk melindungi kepentingan sekitar tiga ratus ribu pemegang saham di seluruh dunia," tegasnya.

Dia mengatakan perusahaan dihadapkan pada situasi, peluang, dan tantangan internasional yang kompleks. Selama setahun terakhir atau lebih, ZTE telah mematuhi kepatuhan sebagai salah satu pilar strategi perusahaan. Pada tahun 2017 saja, perusahaan menginvestasikan lebih dari 50 juta dollar untuk kepatuhan kontrol ekspor, dan berencana untuk menginvestasikan lebih banyak sumber daya pada tahun 2018. "Berpegang pada prinsip kontrol ekspor kepatuhan adalah yang paling penting," tegasnya.

Yin menambahkan, perusahaan berkomitmen untuk membangun sistem manajemen kepatuhan kelas satu, standar, dan berkelanjutan dari manajemen kepada staf, seluruh partisipasi staf, dan seluruh upaya.

"Kami telah membentuk tim kepatuhan profesional untuk membangun dan mengoptimalkan kerangka kerja peraturan, sistem dan proses kontrol impor dan ekspor perusahaan, pengenalan dan penerapan alat manajemen kepatuhan perdagangan SAP (GTS), promosi TI manajemen otomatisasi dan pengembangan pelatihan kepatuhan umum. Lebih dari 45 ribu karyawan telah membuat kemajuan besar dalam budaya kepatuhan dan pembangunan sistem melalui pelatihan di posisi-posisi penting," pungkas dia.

dari berbagai sumber/ selocahyo/AR-2

BIODATA

Nama: Yi Min Yin
Usia : 55 tahun
Pendidikan Terakhir : Master of Science dari Universitas Nanjing
Jabatan : Chief Executive Officer (CEO) ZTE

Komentar

Komentar
()

Top