Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bernadus Yosep Te Victoria, Founder dan CEO PT Tiga Visi Kaya Warna

Membuat Orang Lain Senang

Foto : koran jakarta/Yoyok bp
A   A   A   Pengaturan Font

Sukses bagi Bernadus Yosep Te Victoria adalah ketika mampu membuat orang lain senang, bahagia, dan tertawa.

Apabila kita memasuki minimarket waralaba kemudian mendapatkan televisi yang menayangkan sejumlah produk yang dijajakan di gerai itu, tentu kita berpikir cuma sekadar iklan semata. Bahkan, bisa juga kita mengira televisi itu hanyalah fasilitas pribadi yang bisa saja diubah menayangkan program televisi pada umumnya.

Kita boleh saja memperkirakan, tapi sebenarnya televisi di minimarket yang tersebar dari Aceh sampai Papua itu merupakan perangkat media luar larang atau digital signage. Televisi itu bagaikan brosur, karena menampilkan produk-produk beserta harga dan hadiah-hadiahnya. Bedanya, jika brosur bisa dibawa pulang, tayangan di televisi itu tidak bisa.

Keberadaan perangkat media luar ruang di minimarket itu adalah gagasan bekas jongos atau pesuruh kantor (office boy) beserta timnya. Dia adalah Bernadus Yosep Te Victoria atau disapa Yosep atau Jos, pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) PT Tiga Visi Kaya Warna, perusahaan digital multimedia.

Jos menuturkan, gagasan bisnis media luar ruang berawal ketika bersama keluarga jalan-jalan ke Hong Kong. Ketika berhenti di sebuah minimarket, dia melihat sesuatu yang asing sekaligus membuatnya berpikir lama. Ya, sebuah papan digital atau televisi yang menampilkan iklan produk.

Jos kemudian menghampiri penjaga minimarket dan bertanya bagaimana papan digital itu bekerja. "Ternyata, mereka menggunakan internet, bukan USB atau DVD," cerita Jos di sela-sela peluncuran bukunya, I'm Jongos, di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa (STIB) LIA Jakarta, pekan lalu.

Sesampai di Jakarta, Jos terus gelisah untuk mewujudkan bisnis papan digital itu. Dia kemudian mengajak sejumlah teman yang ahli teknologi informasi untuk memproduksinya. Akhirnya, setelah berulang kali gagal dan mengeluarkan modal banyak, terwujud push content, sebuah sistem yang memudahkan klien memantau iklan dari mana saja. "Numedia yang memproduksi push content ini. Modal berasal dari klien. Mereka menyediakan alat, Numedia yang menyediakan sistem. Untuk modal satu digital signage sekitar 20 juta rupiah. Untuk sistem, klien menyewa per bulan," tutur Jos.

Numedia adalah perusahaan pertamanya yang bergerak pada layanan digital signage untuk media luar ruang. Kedua, Go Line, yakni aplikasi berbasis sistem antrean online. Contohnya, untuk diaplikasikan di rumah sakit. Ketiga, Numyseed Academy, yaitu kampus yang bergerak di bidang perhotelan dan pelayanan yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat. Keempat adalah Numotion, yang merupakan perusahaan yang bergerak di production house sekaligus graphic house. Kelima, Kamubisa.com, yang merupakan Web TV Channel yang menayangkan berbagai video tutorial. Kini, kelima perusahaan itu berada di bawah naungan PT Tiga Visi Kaya Warna.

Prinsip Melayani

Perjuangan Jos menjadi pebisnis digital multimedia, seperti penyedia push content media luar ruang di ribuan minimarket waralaba, ternyata penuh inspiratif. Betapa tidak, dia yang memulai dari seorang office boy, ternyata bisa menjadi pebisnis yang mumpuni. "Kenapa saya dulu mau jadi office boy, karena kalau pulang kampung bangga pakai kaos bertuliskan ANTV. Orang kampung mana tahu kalau saya office boy," akunya.

Selain itu, office boy juga membuatnya memahami filosofi hidup sebagai pelayan. "Menjadi office boy atau jongos adalah pengalaman yang tak terberlupakan. Makanya, sampai sekarang saya terus menerapkan prinsip melayani kepada mitra bisnis dan keluarga. Intinya, hidup bukan tentang hitung-hitungan, ada masanya untuk memberi pelayanan," kata Jos.

Jos menceritakan, tahun 1996 merupakan titik awal merantau ke Jakarta dengan bermodal ijazah SMA. "Pertama kali di Jakarta, saya memang menjadi seorang salesman buku. Tapi itu tak lama, karena saya tidak berhasil menjadi seorang salesman. Setelah itu, saya menjadi office boy di ANTV," ceritanya.

Hanya bertahan sembilan bulan di stasiun televisi swasta itu, Jos kemudian diajak bos MTV Indonesia, Daniel Tumiwa, untuk bergabung. "Tetapi, profesi saya masih sama, sebagai office boy. Namun, di MTV Indonesia, saya justru banyak menimba ilmu. Bahkan, saya mendapatkan guru yang selalu mengajari saya untuk terus berinovasi, termasuk mengajari saya tentang ilmu pemasaran," urainya.

Filosofi melayani itulah yang kemudian dia wujudkan dengan meluncurkan sebuah buku berjudul I'm Jongos. "Dua tahun lalu, temanteman saya mendorong saya untuk membuat buku atau film terkait kisah hidup saya. Tapi, saya tidak begitu yakin. Selanjutnya, dua bulan lalu, ketika mantan bos saya, Mas Daniel, berkunjung, dia meyakinkan saya untuk membuat buku. Alasannya, buku tersebut dapat menginspirasi mereka yang membaca."

Dia menegaskan, "Kata jongos bermakna ganda, yakni seorang pelayan karena saya memang berawal dari office boy serta filosofi melayani. Artinya, dari dulu hingga sekarang, saya masih melayani. Konsep melayani yang saya usung tidak hanya berhenti pada karyawan, keluarga, dan klien. Saya juga ingin melayani anak-anak yang diyatim-piatukan oleh keadaan. Sebab, saya merasakan bagaimana hidup di tengah kekurangan," kisahnya.

Jos juga bertekad untuk mendirikan "Rumah Pintar", yakni sejenis panti penampungan untuk anak-anak yatim piatu dan fakir miskin. "Di Rumah Pintar, mereka akan diajarkan untuk menjadi seorang entrepreneur. Misalnya, mulai dari diedukasi berkebun, beternak, memiliki keterampilan terkait bengkel, hingga multimedia. Di sana, mereka juga akan ditumbuhkan mental pemberi serta mengikis habis mental peminta," tuturnya.

Baginya, parameter sukses tidak semata diukur dari seberapa besar dia mampu membangun bisnis. "Sukses adalah ketika saya mampu membuat orang lain senang, bahagia, dan tertawa. Selain filosofi melayani, saya juga meyakini bahwa dalam hidup, saya tidak mencari uang, melainkan mencari ilmu. Ketika ilmu didapat, maka uang akan datang dengan sendirinya," tegas Jos.

BIODATA

Nama: Bernadus Yosep Te Victoria

Tempat, Tanggal Lahir : Lampung Timur, 8 September 1978

Baca Juga :
Pembuatan Maket

Pendidikan : Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa (STIB) LIA Jakarta, 1999

Karier :
• "Office Boy" PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV)
• Karyawan MTV Indonesia
• Tim Inti Rumah Produksi Vertigo, PT Duaribu Bahasa Bumi
• Co Founder Rumah Produksi Vertical
• Founder dan CEO PT Tiga Visi Kaya Warna

yoyok bp/AR-2

Komentar

Komentar
()

Top