Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Membersihkan Hati di Bulan Suci

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Mulai dari Hati

Penulis : Riki Suardi

Penerbit : Quanta

Cetakan : November 2018

Tebal : 179 halaman

ISBN : 978-602-04-8635-2

Bulan Ramadan merupakan madrasah rohani umat Islam untuk berlatih menahan diri dari seluruh perilaku yang bisa membuat hati kotor. Tidak makan minum siang hari untuk mengendalikan diri. Jangan membalas cacian dengan kebencian.

Bab awal buku ini menyajikan penjelasan bahwa Allah memberi dua jalan: hati yang takwa dan hati yang cenderung kepada kemungkaran. Takwa dan mungkar hati sepenuhnya ditentukan manusia. Sebab itu, Allah memuji orang yang menyucikan hatinya.

Allah tidak berkenan kepada mereka yang mengotori hati. Buku juga mengutip hadis populer, dalam setiap tubuh ada hati. Jika hati bagus, maka bagus pula seluruh badan dan sebaliknya. Buku secara prinsip menyajikan cara menyucikan hati dan menjelaskan pula penyakit yang bisa mengotorinya. Sebelumnya, buku membahas pentingnya mengenal hati.

Dalam bab yang terdiri dari enam tema kajian tersebut, dijelaskan selama ini terjadi simpang siur pemaknaan hati secara linguistik. Hati yang menjadi pembahasan di sini lebih mengarah pada sisi spiritual, daripada materialnya (hlm 35).

Hati sebagai objek spiritual diumpakan kerajaan yang memerintahkan seluruh badan. Dalam kerajaan tersebut ada beragam nafsu yang saling berebut kuasa. Nurani sebagai raja dalam hati akan dihasut berbagai nafsu. Peran akal juga diperlakukan sebagai kekang agar nurani bisa dikendalikan ke arah kebaikan.

Orang akan menderita saat nuraninya terbujuk nafsu jelek. Nurani yang aslinya baik akan meronta saat berada di jalur kejelekan. Ini seperti ikan yang aslinya hidup di air, lalu diletakkan di daratan. Sebagai sentra badan, saat nurani menderita, apa pun yang dirasakan badan juga akan diresepsi jelek pula. Maka, penting mengetahui jenis nafsu jelek yang bisa membuat nurani menderita.

Hal ini dibahas dalam bab kedua. Ketidaktahuan atau kebodohan terhadap kondisi hati merupakan akar penderitaan nurani. Dalam keadaan tidak tahu, sulit mendeteksi nafsu jelek, aksinya, dan gejala nurani dipengaruhi (hlm 73).

Baca Juga :
Bonus Thomas Cup

Buku ini menjelaskan nafsu jelek yang bisa menguasai nurani, antara lain sombong, riya, iri, dan ujub. Empat penyakit ini mudah tumbuh di hati manusia karena bersentuhan erat dengan kekayaan dan kekuasaan yang berkorelasi dengan egoisme. Orang yang mulai kaya akan mudah sombong karena sentuhan kekayaan mudah meninggikan egonya.

Begitu orang menjadi kaya, ego yang terus menerus mau berada di atas, akan sakit. Lalu, melahirkan rasa iri. Jika keempat nafsu tersebut menguasai nurani, akan benar-benar menderita. Bahkan sinyal keberadaannya tenggelam. Sikap sombong, iri, ujub, dan riya tampak tidak terasa sebagai kesalahan lagi (hlm 134). Ini penyakit kronis dan penderitaan hidup akut. Bab ketiga menjelaskan cara agar bisa melenyapkan empat nafsu tadi dengan kesungguhan memperbaiki hati, giat membaca Alquran, memperbanyak zikir, istigfar, dan selalu berdoa agar Allah menjaga hati kita. Diresensi Moh Zammil Rosi, Alumnus STKIP Sumenep

Komentar

Komentar
()

Top