Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
#1nDONEsia

Membangun Kepekaan Bersosial Media pada Generasi Muda

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Dalam acara bertajuk, #1ndonesia: 'Cerdas Bermedia Sosial' yang digagas Youtube dan Maarif Institute, yang juga memperoleh dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kepolisian RI, mengungkap intoleransi di Indonesia sangat dipengaruhi secara daring di sosial media.

Hal tersebut diungkap dalam paparan hasil riset Maarif Institute yang melibatkan sekitar 800 pelajar SMA di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang. Direktur Maarif Institute, Khelmy Pribadi, menguak paparan internet menjadi faktor dominan yang menyebabkan sikap intoleran atau sekitar 63 persen.

Khelmy mengatakan medsos saat ini membuat orang lebih mudah terpapar oleh informasi berkonten negatif. "Mekanisme verifikasi data dan berita tidak dilakukan sehingga orang tidak dapat membedakan informasi benar dan salah," jelasnya. Problem berikutnya ialah intoleransi, pikiran negatif, kemudian ujaran kebencian akan muncul. "Karena terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas, yang akhirnya melakukan aksi online maupun offline," ujarnya.

Untuk memcah persoalan itu, solusi yang perlu dihadirkan ialah membuat narasi alternatif berupa konten positif guna melawan ujaran kebencian atau intoleransi di sosial media, Khelmy dalam risetnya menemukan 79 persen pelajar percaya cara tersebut dapat efektif dilakukan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top