Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Membanggakan, Kerajinan Warga Binaan Lapas Tampil Pada Pameran UMKM Lebak

Foto : ANTARA/Mansur

Seorang petugas Lembaga Pemasyarakatan Rangkasbitung tengah memamerkan produk hasil warga binaan pada pameran UMKM Kabupaten Lebak.

A   A   A   Pengaturan Font

Lebak - Membanggakan, produk kerajinan hasil warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Rangkasbitung tampilkan pada pameran Hari Nasional Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Harnas - UMKM) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa di Lebak, Sabtu, mengatakan pameran Harnas UMKM untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke 78 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Mereka pelaku UMKM yang mengikuti pameran tersebut sekitar 75 unit usaha, termasuk kerajinan warga binaan Lapas Rangkasbitung.

"Kami berharap pameran UMKM itu dapat meningkatkan omzet pendapatan yang ditargetkan Rp2,5 miliar selama enam hari (14 - 19 Agustus 2023)," katanya menjelaskan.

Seorang petugas Lapas Rangkasbitung Yogi menyatakan produk kerajinan warga binaan lapas setempat banyak diminati pengunjung pada pameran Harnas UMKM.

Bahkan banyak juga pengunjung membeli produk kerajinan itu.

Namun, pihaknya belum bisa menyebutkan nilai nominal pendapatan dari hasil penjualan produksi warga binaan tersebut.

Sebab, petugas jaga pada stand pameran saling bergantian.

"Kami setiap pameran selalu menampilkan produk kerajinan warga binaan," kata Yogi.

Ia menyebut aneka produk kerajinan warga binaan Lapas Rangkasbitung itu memiliki kualitas dan nilai jual di pasaran.

Produk kerajinan warga binaan itu antara lain cobek, lumpang, tampah, lemari, gitar, kursi dari batang kayu, gelas kayu, dan piring kayu.

Harga produk hasil kerajinan warga binaan Lapas Rangkasbitung dijual mulai dari Rp10 ribu hingga Rp1,5 juta.

Kebanyakan produksi warga binaan itu perabotan rumah tangga di antaranya mebel, kursi dan meja tanpa menggunakan busa dan kain juga peralatan dapur, seperti piring kayu, cobek, tipar, tampah, lumpang dan boboko.

Sedangkan, produk lainnya, seperti gitar, asbak rokok, batako, dan kipas.

"Semua produk kerajinan warga binaan itu menggunakan bahan baku kayu dan banyak pengunjung memadati stan,"katanya.

"Kami membina produksi kerajinan warga binaan mengutamakan kualitas dan mutu, sehingga memiliki nilai jual di pasaran,"katanya.

Yogi menjelaskan, selama ini warga binaan dioptimalkan untuk mengikuti aneka kerajinan sebagai bekal keterampilan sehingga setelah bebas menjalani hukuman dan kembali ke masyarakat mampu berkarya dengan membuka usaha.

Kegiatan pembinaan keterampilan bagi warga binaan sudah berlangsung belasan tahun dan pesertanya sebagian besar usia produktif di bawah 40 tahun.

"Kami mengapresiasi warga binaan setelah bebas dan mereka mandiri juga berhasil mengelola aneka usaha kerajinan untuk peningkatan ekonomi keluarga," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top