Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
IVLP on Capital Markets Development

Melihat AS dari Perspektif yang Berbeda

Foto : istimewa

Peserta IVLP berkunjung ke Fitch Ratings di New York.

A   A   A   Pengaturan Font

Memperoleh pengalaman kehidupan di Amerika Serikat (AS) secara langsung jelas berbeda bila datang sebagai turis. Meski melalui pertemuan singkat, namun berinteraksi langsung dengan masyarakat, pejabat dan profesional setidaknya bisa memberikan gambaran mengenai bagaimana sebenarnya AS.

Sekitar medio Oktober, wartawan Koran Jakarta, Muchammad Ismail, bersama tujuh peserta lain yang merupakan representasi dari pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan profesional, berkesempatan mengikuti agenda rutin, International Visitor Leadership Program (IVLP) terkait perkembangan pasar modal di AS. Program pertukaran yang notabene agenda rutin Departemen Luar Negeri (Deplu) AS melalui Biro Pendidikan dan Kebudayaan itu berlangsung selama tiga pekan mulai 20 Oktober.

Selain mendapatkan informasi terkait perkembangan pasar modal AS sampai saat ini, peserta juga berkesempatan memperoleh informasi mengenai strategi AS menggali sumber pembiayaan guna mendanai pembangunan infrastruktur di daerah-daerah, tanpa bergantung anggaran dari pemerintah pusat atau federal.

Para peserta mendapat kesempatan bertemu langsung, menggali informasi dan wawasan dari para penentu kebijakan (stakeholder) di AS terkait keuangan dan pasar modal, seperti regulator, legislator, investor, serta perusahaan pemeringkat utang.

Pertemuan tersebut pun tak hanya dilakukan di satu kota atau negara bagian saja. Tetapi ke lima kota di lima negara bagian di AS, yang meliputi Washington DC, Charlotte di North Carolina, New York, Chicago di Illinois, dan San Francisco di California.

Misalnya, peserta diundang ke Securities and Exchange Commission (SEC) di Washington DC. Bahkan, peserta juga mendapatkan sambutan hangat dari sejumlah pejabat di Bank Dunia saat berkunjung ke markas besarnya di Washington DC.

Tak hanya itu, peserta juga diundang untuk datang ke sejumlah institusi pemerintahan AS, seperti Depnaker, Deplu, dan Depkeu AS. Menariknya lagi, di Chicago, peserta berkesempatan meninjau langsungaktivitas pasar komoditas berjangka terkemuka di dunia, CME (Chicago Merchantile Exchange).

Di San Francisco, peserta diberi kesempatan berkunjung ke kantor perwakilan bank sentral AS (The Fed). Di kantor The Fed itu, peserta IVLP mendapat informasi dan melihat langsung jenis uang di AS mulai zaman kolonian sampai sekarang.

Salah satu peserta, , program tersebut sangat komprehensif dan efektif meskipun dilakukan dalam waktu relatif singkat.

"Program IVLP selama tiga pekan di AS itu memberikan kesempatan berharga bagi saya untuk mempelajari proses end-to-end pengembangan infrastruktur di AS, melalui pertemuan dengan berbagai institusi dan individu profesional di bidangnya," ungkap Agung Teguh Nugroho, salah satu peserta sekaligus Kasie Penyiapan Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Kemenkeu RI.

Partisipasi Masyarakat

Sementara itu, Ichsan Perwira Kurniagung, Konsultan Hukum dan Managing Partner di FKNK Law Firm ini mengaku mendapatkan banyak informasi terkait sistem dan regulasi pasar modal di AS, khususnya sejumlah aspek pembiayaan proyek infrastruktur.

Ichsan menggarisbawahi, tingginya partisipasi masyarakat di pasar modal AS karena didukung regulasi yang sangat ketat dan penegakan hukum yang independen. Dengan demikian, masyarakat memiliki tingkat kepercayaan tinggi untuk menyisihkan penghasilannya guna berinvestasi.

"Semoga beberapa hal yang relevan dapat kami manfaatkan untuk memajukan pasar modal di Indonesia," ujarnya.

Seperti diketahui, IVLP yang berlangsung sejak 1940 dibiayai Deplu AS. Tiap tahun, lebih dari 4.500 peserta dari seluruh dunia ikut dalam program pertukaran ini. IVLP dirancang untuk menambah pemahaman melalui komunikasi yang dijalin pada tingkat pribadi dan profesi. Peserta program adalah mereka yang telah mapan atau yang berpotensi menjadi pemimpin di bidang pemerintahan dan sipil. Sejumlah Kedubes AS di tiap negara menyeleksi setiap peserta yang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki hubungan bilateral kedua negara.

"Kami berharap Anda akan memahami masyarakat dan budaya AS melalui pengalaman pribadi dan profesional Anda selama program, sehingga bisa membangun saling pengertian dan hubungan jangka panjang antar kedua negara," ungkap Gregory Gaede, penanggung jawab program dari Kantor International Visitors, Biro Pendidikan dan Kebudayaan Deplu AS, di Washington DC. mad/R-1

Kegiatan Home Hospitality

Meskipun program pertukaran IVLP mengangkat tema Perkembangan Pasar Modal, namun peserta tak serta merta mendapatkan pengalaman soal itu. Peserta juga diajak memahami sisi lain dari masyarakat AS, melalui kegiatan Home Hospitality.

Dalam kegiatan home hospitality tersebut, peserta IVLP mengunjungi rumah salah satu warga setempat. Kunjungan tersebut menjadi pengalaman baru yang tak pernah terlupakan.

Saat di Chicago, peserta IVLP dibagi dua kelompok. Kelompok pertama berkesempatan memenuhi undangan makan malam dari Mai Meyers.

"Dia (Mai) super ramah kepada kita. Dia suka sekali sharing mengenai makanan," ungkap Wulan Agustina Rahayu, Analis BI Provinsi Jawa Timur.

Mai selama ini menerapkan gaya hidup sehat melalui diet makanan segar atau raw food. Wanita berusia 44 tahun itu menghindari penggunaan api dan minyak untuk memasak makanan yang dikonsumsinya.

Sejak lama, wanita asal Estonia itu mengonsumsi raw food yang dianggapnya sangat baik bagi kesehatan. Menurutnya, makanan sehat diyakini bisa membentuk watak dan psikologi yang baik.

Karenanya, dia juga aktif mengkampanyekan gaya hidup sehat melalui raw food. Sedikitnya 20 orang ikut kelas raw food yang diajar langsung Mai di Estonia House.

Layaknya jamuan makan malam, peserta disuguhi makanan yang sudah disiapkan Mai mulai dari hidangan pembuka (appetizer) hingga penutup (desert). Semua makanan tersebut tanpa melalui proses dimasak menggunakan api ataupun minyak. Meski demikian, semua makanan tersebut masih relatif akrab di lidahnya. "Raw food tak jauh berbeda dengan salad atau urap. Jadi sudah agak familiar," pungkasnya.

"Nobar" Hasil Pemilu

Pada bagian lain, penulis yang tergabung dalam kelompok dua mendapat giliran mendatangi undangan Election Night Party (ENP) di rumah pasangan Karen Egerer & Richard Johnson. Kebetulan malam itu tengah berlangsung proses penghitungan hasil pemilihan umum sela di AS. Karenanya, ENP tak ubahnya seperti acara nonton bareng (nobar) hasil perhitungan suara pemilu yang berlangsung siangnya.

Sesaat raut muka kecewa di wajah Karen maupun para tamunya. Hasil penghitungan di televisi menunjukkan calon senat dari Partai Demokrat kalah di negara bagian tertentu.

Sebaliknya, raut muka Karen dan para tamu terlihat sumringah manakala jagoan mereka unggul jauh dalam proses penghitungan yang masih berlangsung. mad/R-1

Penulis : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top