Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemisahan Inggris - UE

May Tawarkan Kesepakatan Brexit ke Parlemen

Foto : AFP
A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May, berusaha menawarkan kesepakatan Brexit yang baru dicapai kepada parlemen.

May pada Senin (26/11) mengumpulkan anggota kabinet untuk mengajukan paket kesepakatan itu pada parlemen, yang mayoritas anggotanya skeptis dengan rencana pemisahan Inggris dari Uni Eropa atau Britain Exit (Brexit) tersebut.

Setelah menyepakati rancangan Brexit dengan para pemimpin Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia, Minggu (25/11), May kembali ke Westminster yang menentang pertemuan puncak tersebut. Kedua belah pihak bersikeras keinginan mereka adalah pilihan terbaik dan satu-satunya yang bisa dilakukan.

May masih harus berjuang dalam pertempuran dengan anggota parlemen, untuk mendapatkan persetujuan itu menjelang pemungutan suara bulan depan. Lawan May di parlemen berasal dari semua kubu, termasuk partainya sendiri, Partai Konservatif, yang bersekutu menentangnya dengan Partai Persatuan Demokratis (DUP).

"Kami dapat mendukung kesepakatan ini, memberikan suara referendum, dan melanjutkan membangun masa depan yang lebih cerah," tulis pernyataan yang dirilis oleh Downing Street untuk Majelis Rendah.

"Atau tempat ini dapat memilih menolak kesepakatan dan kembali ke titik awal. Tapi keputusan itu akan membuka celah untuk membagi lebih banyak, dan lebih banyak ketidakpastian, dengan semua risiko yang akan ditanggung," lanjut pernyataan itu.

Draf kesepakatan menyangkut hubungan dan kerja sama Inggris pasca negara itu keluar dari UE pada 29 Maret 2019, telah disepakati, Minggu (25/11).

Kesepakatan itu mencakup masalah keuangan, hak warga negara, ketentuan untuk tetap membuka perbatasan Inggris dengan Irlandia, dan pengaturan masa transisi selama 21 bulan pasca Brexit.

Kesepakatan pemisahan diri dari UE itu dapat tegak secara hukum lewat deklarasi politik singkat, yang menyebutkan harapan hubungan masa depan, termasuk soal keamanan, perdagangan dan migrasi.

Hingga kesepakatan itu disetujui oleh parlemen di Inggris dan Strasbourg, semua pihak masih berupaya menghentikan niat Inggris itu.AFP/SB/WP

Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top