Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

May Kembali Telan Kekalahan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

PM Inggris, Theresa May, kembali mengalami kekalahan dalam sesi debat di parlemen yang membahas Brexit. menyikapi kekalahan itu, parlemen meminta agar PM May segera membuat rencana alternatif bagi Brexit.

LONDON - Perdana Menteri Inggris, Theresa May, kembali harus menelan kekalahan untuk kedua kalinya dalam sesi debat parlemen mengenai rencana keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit). Kekalahan itu terjadi setelah hasil voting yang dilakukan anggota parlemen, Rabu (9/1) akan semakin memaksa PM May agar secepatnya membuat rencana alternatif bagi Brexit jika ia tak ingin kehilangan peluang penting dalam proses kesepakatan Brexit pekan depan.

Dalam voting terakhir parlemen, dinyatakan bahwa pemerintah harus mengurangi jangka waktu bagi menjelaskan rencana cadangan bagi Brexit yang tadinya selama 21 hari menjadi 3 hari saja, jika hasil voting parlemen menyatakan menolak kesepakatan Brexit pada Selasa (15/1) pekan depan.

Keputusan pemangkasan waktu ini justru diambil oleh anggota parlemen dari Partai Konservatif yang khawatir tak bisa mencapai tenggat waktu untuk keluar dari Uni Eropa (UE) pada 29 Maret.

Kekalahan kedua ini terjadi setelah hasil voting parlemen menyatakan menolak otoritas pemerintahan bagi skenario tak diberlakukannya kesepakatan bagi Brexit. Sebelumnya, PM May di hadapan parlemen mengatakan bahwa satu-satunya jalan bagi menghindari skenario tak diberlakukannya kesepakatan bagi Brexit yaitu melakukan voting bagi menyetujui kesepakatan.

"Jika hal itu tak terjadi, kami akan segera meresponsnya dengan cepat dan menyediakan alternatif lain," kata juru bicara PM May.

PM May sebelumnya telah menunda voting bagi Brexit di parlemen pada Desember lalu untuk menghindari kekalahan dari kubunya. Namun ia memastikan bahwa voting bagi Brexit akan terlaksana pada pekan depan.

Menyikapi perkembangan itu, juru bicara oposisi dari Partai Buruh, Keir Starmer, menyerukan pada anggota parlemen agar segera memulai sesi debat bagi rencana alternatif Brexit seperti membuka peluang penundaan Brexit.

"Saya ragu Brexit akan terjadi pada 29 Maret tahun ini." kata Starmer di hadapan anggota parlemen Inggris. "Penundaan memberi kita waktu bagi mencari dan mendiskusikan opsi-opsi yang realistik," imbuh dia.

Sesi debat parlemen mengenai Brexit berlangsung selama 5 hari. Sesi ini akan membahas kesepakatan Brexit antara PM May dan UE pada November lalu yang mendapat penolakan hampir oleh semua anggota parlemen.

Opsi Pemilu

Sementara itu menyikapi kemandekan di parlemen dalam membahas Brexit, ketua Partai Buruh, Jeremy Corbyn, pada Kamis (10/1) menyerukan agar dilakukan pemilihan umum. Adapun alasan untuk digelarnya pemilu, jika ia terpilih sebagai PM Inggris, maka ia akan memperjuangkan negosiasi ulang dengan UE terkait Brexit.

"Jika pemerintah tak bisa meloloskan putusan yang amat penting ini, maka harus dilakukan pemilu selagi masih ada peluang," kata Corbyn. "Untuk mengakhiri kemandekan, pemilu merupakan opsi yang paling praktis dan opsi yang paling demokratis," imbuh dia.

Dalam pernyataannya Corbyn menegaskan bahwa jika partainya menang dan mendapatkan mandat yang baru, maka partainya akan melakukan negosiasi yang menguntungkan bagi Inggris serta mengamankan sokongan parlemen dan dukungan dari seluruh wilayah Inggris.
Sayangnya, UE sebelumnya menyatakan tak mau melakukan negosiasi ulang terkait kesepakatan Brexit. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top