![”Match Fixing” Itu seperti Candu](https://koran-jakarta.com/images/article/match-fixing-itu-seperti-candu-211121211938.jpg)
”Match Fixing” Itu seperti Candu
![”Match Fixing” Itu seperti Candu](https://koran-jakarta.com/images/article/match-fixing-itu-seperti-candu-211121211938.jpg)
Menurut Akmal, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memerangi match fixing atau pengaturan skor di sepak bola Indonesia. Dia mencontohkan, di negara bagian Victoria, Kepolisian Australia memiliki unit tetap menangani match fixing, bernama Sport Integrity Intelligence Unit.
Kemudian, di La Liga, Spanyol, memiliki badan khusus dari kepolisian bernama Operasi Oikos untuk mengawal kompetisi dari tangan jahat mafia. Selanjutnya, di Korea Selatan, kata Akmal, mempunyai sentra pelaporan di bawah Kementerian Olahraga bernama The Sports Corruption Reporting Center.
"Olahraga kita butuh densus anti-match fixing. Sambil DPR juga menyiapkan perangkat hukum agar pelaku kejahatan pengaturan skor mendapatkan hukuman berat karena jenisnya setara korupsi dan pembunuhan," kata Akmal.
"Kita kan baru bergerak kalau kasusnya ketahuan. Hukumannya pun serampangan. Hanya pemain. Tidak dilakukan pengusutan, penyelidikan, dan penyidikan secara mendalam untuk menemukan aktor intelektualnya. Kasus Perserang misalnya, jangan sampai putus di lima pemain. Mereka hanya wayang. Yang harus dikejar siapa dalangnya," tandasnya.
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya