Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prasarana Papan

Masyarakat Tangerang Raya Minati Hunian Vertikal

Foto : ANTARA/Irfan

Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condominium yakni Alvin Andronicus (kiri) dan Chief Executive Officer (CEO) Leads Property Services Indonesia Hendra Hartono (kanan) sedang melihat market pembangunan kondominium di wilayah Serpong Tangerang.

A   A   A   Pengaturan Font

TANGERANG - Masyarakat Tangerang Raya banyak meminati hunian ke atas (vertical) seperti kondominium maupun apartemen. Ini terutama dekat jalan tol dan stasiun.

"Ini masih menjadi salah satu pertimbangan utama calon pembeli Tangerang Raya atau barat Jakarta," tutur Chief Executive Officer Leads Property Services Indonesia, Hendra Hartono, di Tangerang, Selasa.

Menurutnya, selain dekat tol, juga lokasi yang memiliki fasilitas lengkap, nyaman, dan berkonsep mixed use. Alasan lain lagi, dekat kampus dan kawasan berkonsep mixed use, khususnya mahasiswa yang memiliki keluarga berasal dari luar kota.

"Apalagi kondominium itu berada di kawasan tonwship dan dekat dengan transportasi umum seperti kereta komuter. Ini akan menjadi daya tarik pembeli kondominium," ujarnya.

Hendra menegaskan, sebaran pasar kondominium Jabodetabek ada di Jakarta 259.344 unit, dengan tingkat penjualan 82,8 persen. Sedangkan untuk Tangerang terdapat 121.372 unit dengan tingkat penjualan 77,4 persen.

Lalu di Bekasi ada 79.417 unit dengan tingkat penjualan 81,2 persen. Depok pasokan 25.918 unit dengan penjualan 89.9 unit. Lalu Bogor 23.123 unit dengan penjualan 72,4 persen.

Hendra menegaskan, Jakarta masih berada di urutan pertama. Lalu disusul Tangerang sebagai wilayah baru tempat hunian. Hal ini karena laju pembangunan di kawasan Tangerang yang dilakukan sejumlah pengembang.

Proyek hunian vertikal di kawasan township, tambah Hendra, terlahir karena adanya kebutuhan. Sebab hunian tapak harganya kian tak terjangkau. Di Jakarta, harga rumah tapak sudah tidak terjangkau untuk pegawai biasa. Opsinya ya bangunan vertikal.

"Hunian vertikal atau kondominium yang memiliki fasilitas lengkap, nyaman, apalagi berkonsep mixed use akan lebih diminati," tambah Hendra. Kondominium yang ada di luar Jakarta seperti Tangerang, tren perkembangannya didorong faktor kedekatan dengan akses jalan tol. "Ini menjadi salah satu pertimbangan utama bagi calon pembeli," ujarnya.

Lebih jauh diungkapkan, koridor barat Jakarta telah menjadi trendsetter industri properti Jabodetabek. Banyaknya proyek properti berkonsep township development yang dikembangkan di kawasan Tangerang Raya membuat area ini menjadi new territory atau wilayah baru yang menjanjikan.

"Pengembangan proyek skala kota di barat Jakarta kebanyakan dikembangkan dengan perencanaan dan konsep yang kuat. Hal ini akan melahirkan pride dan prestige yang nyaman untuk hunian, tambah lagi kawasan bisnis," ujarnya.

Lindungi Konsumen

Sementar itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengingatkan kepada pengelola situs jual-beli rumah agar melindungi konsumen yang sedang mencari rumah. Caranya, dengan menyeleksi aspek legal rumah-rumah yang ditawarkan.

Kebutuhan rumah masih tinggi. Ini ditandai backlog alias kesenjangan produk rumah dengan permintaan yang masih tinggi (sekitar 9 juta unit tahun 2023.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perumahan, M Hidayat, mengingatkan, dengan kesenjangan produk rumah dengan permintaan, banyak konsumen mencari rumah di situs perumahan.

"Artinya mereka harus diberikan perlindungan agar rumah yang dibelinya memiliki aspek legalitas yang jelas," tandasnya. Dia mengemukakan, dalam pameran rumah yang diselenggarakan dalam rangka Hari Properti Nasional.

Hidayat mengapresiasi, pameran rumah yang diselenggarakan di salah satu mal di Jakarta Selatan 9-15 September itu. Hal ini membuat para pencari rumah memiliki pilihan. Mereka bisa mencari melalui situs jual-beli rumah atau secara offline di pameran.

Dia menjelaskan kontribusi sektor properti khususnya perumahan terhadap Produk Domestik Bruto sangat signifikan, mencapai 14-16 persen. Maka, menjadi kewajiban bagi pelaku usaha untuk menjaga iklim properti tetap kondusif.

Hidayat menyoroti banyaknya rumah di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang tidak dihuni.

Sedangkan di sisi lain banyak masyarakat yang sampai saat ini mencari rumah. "Maka, menjadi kewajiban bagi penyedia situs jual-beli rumah untuk mempertemukan," katanya. wid/Ant/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top