Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kepedulian Sosial

Masyarakat Indonesia Paling Dermawan Sedunia

Foto : KORAN JAKARTA/M YASIN

SERAHKAN KARTU | Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro (kedua dari kanan) didampingi Direktur Utama BPJSTK, Agus Susanto (kanan) menyerahkan secara simbolis kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada para relawan pada acara pembukaan Filantropi Indonesia Festifal 2018 (di Jakarta, Kamis (15/11). BPJS Ketenagakerjaan mengajak filantropi Indonesia untuk terus berpartisipasi dalam memberikan perlindungan kepada para aktivis kemanusiaan, sosial, dan lingkungan di Indonesia.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, mengatakan tingkat kedermawanan masyarakat Indonesia harus terus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Sebab, kedermawanan bisa menjadi satu langkah untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG's).

Bambang mengatakan tingkat kedermawanan masyarakat Indonesia ini sudah diakui dunia international. Bahkan, laporan World Giving Index yang dirilis oleh CAF (Charity Aid Foundation) menempatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia dan menduduki peringkat 1 mengalahkan Australia dan Selandia Baru yang berada di peringkat 2 dan 3.

Menurut Bambang, untuk mempertahankan nilai sosial ini beragam cara bisa dilakukan. Salah satunya dengan menampilkan beragam inovasi dan metode melalui pemanfaatan teknologi digital. Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia memiliki modal tersebut.

"Kita punya modal karena kita sebagai penduduk muslim terbesar otomatis akan menjalankan filantropi melalui kewajiban berzakat, atai lebih lengkapnya ZIS (zakat, Infaq, shodaqoh)," kata Bambang saat mewakili Presiden Joko Widodo membuka kegiatan Filantropi Indonesia Festival (FIFest) 2018, di Jakarta Convention Center, Kamis (15/11).

Dia juga menegaskan bahwa Indonesia telah mulai mengombinasikan zakat dengan program-program menuju SDG's melalui pembuatan fiqih zakat untuk SDG's yang dikeluarkan Baznas.

"Sudah disetujui zakat juga bisa digunakan untuk pembangunan sanitasi, sekolah, serta irigasi yang beguna untuk pemenuhan SDG's. Jadi, saat ini, kita memulai hal tersebut dan ternyata negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sudah tertarik untuk menerapkannya," ujarnya.

Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia, Hamid Abidin berharap melalui FIFest 2018 yang digelar mulai 15-17 November 2018 ini, masyarakat bisa belajar lebih banyak tentang filantropi. Selain itu, diharapkan masyarakat dapat mengambil inspirasi dari para peserta pameran yang hadir.

Lindungi Relawan

Sementara itu, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS-TK) dan Filantropi Indonesia bersinergi untuk memperluas kepesertaan para pekerja, khususnya sektor bukan penerima upah (BPU).

Direktur Utama BPJS-TK, Agus Susanto, menyampaikan dalam momentum ini, BPJS-TK sebagai Badan yang menyelenggarakan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan turut serta melindungi para relawan kemanusiaan, sosial, pendidikan, lingkungan dan lainnya yang benar-benar membutuhkan jaminan bagi perlindungan dalam pelaksanaan tugas-tugas sosial mereka.

Menurut Agus, pekerjaan yang dilakukan para pekerja dan relawan organisai filantropi tergolong pekerjaan yang rentan dan memiliki risiko tinggi. Sebab, mereka bepergian dan beraktivitas di tempat yang jauh, terpencil dan berbahaya seperti daerah konflik, bencana alam, dan pedalaman yang sering pula mereka kembali dalam keadaan yang tidak sempurna, cacat bahkan meninggal dunia. ang/E-3

Komentar

Komentar
()

Top