Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wabah Virus Korona

Masih Ada Warga yang Tolak "Rapid Test"

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG - Upaya pemetaan kasus Korona di Kota Bandung dengan menyelenggarakan rapid test korona di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang sedianya dilakukan Kamis (2/4) batal dilakukan. Warga di sekitar stadion menolak kegiatan rapid test dengan alasan takut tertular korona.

Awalnya Pemkot Bandung telah menyiapkan lebih dari 200 alat rapid test yang bakal digunakan untuk melakukan test kepada warga yang telah dipetakan sebelumnya. Namun informasi yang diterima warga, test tersebut dilakukan kepada warga yang rentan tertular Korona sehingga mereka khawatir.

Aksi warga Kecamatan Gedebage berlangsung pada Rabu sore di depan gerbang stadion. Warga yang resah kemudian memblokir pintu masuk stadion hingga akhirnya rencana rapid test dibatalkan Pemkot Bandung.

"Warga menyayangkan kenapa tidak ada Pemberitahuan dan Sosialisasi terlebih dahulu, sehingga tidak ada Komunikasi," ujar Kasat Bimas Polrestabes Bandung AKBP Hermansyah, kemarin.

Selain penolakan kegiatan rapid test, kasus penolakan jenazah positiv korona juga terjadi. Namun setelah diberikan pengarahan, jenazah dapat dimakamkan dengan layak. Bahkan sempat beredar kabar hoaks RSHS Bandung menumpuk jenazah pasien korona karena pemakaman ditolak warga.

Sudah Dimakamkan

Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSHS, Kamaruzzaman mengatakan penumpukan jenazah itu tidaklah benar. Memang sempat ada penolakan, tapi Alhamdulillah bahwa berkat bantuan dari unsur Muspida Jabar seluruh jenazah positif korona sudah dapat dimakamkan dengan baik," jelasnya.

Ia menegaskan RSHS sudah melakukan penanganan yang sesuai dengan prosedur yang sangat ketat, sehingga tidak memungkinkan terjadinya penularan baik kepada lingkungan maupun kepada masyarakat yang berada di sekitar pemakaman.

"Oleh karena itu kami menghimbau agar masyarakat dapat menerima jenazah-jenazah yang memang sudah selayaknya untuk dikuburkan di pemakaman. Ini edukasi yang penting, agar masyarakat jangan mudah terprovokasi dan resah," tuturnya.

RSHS sendiri saat ini merawat 47 orang orang berstatus pasien dalam pengawasan atau PDP, dari jumlah itu yang sudah terkonfirmasi positif berjumlah 18 orang. Total PDP meninggal berjumlah 19 orang dimana 11 diantaranya positif Korona. tgh/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top