Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 10 Des 2024, 10:20 WIB

Maroko Bersiap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2030 Bersama Spanyol dan Portugal

Maroko bersiap menjadi tuan umah Piala Dunia 2030.

Foto: niamaghribia.ma

RABAT - Setelah puluhan tahun gagal mengajukan tawaran, Maroko akhirnya mencapai impian lamanya menjadi tuan rumah Piala Dunia sepak bola pada tahun 2030, bersama Spanyol dan Portugal, yang diharapkan akan meningkatkan citra internasional dan ekonominya.

FIFA akan secara resmi meratifikasi pencalonan trio tersebut pada hari Rabu (11/12), Argentina, Uruguay dan Paraguay juga menjadi tuan rumah masing-masing pertandingan untuk menandai satu abad sejak Piala Dunia pertama diadakan di Amerika Selatan.

Perlu waktu lebih dari 40 tahun sejak Maroko menjadi negara Afrika pertama pada tahun 1987 yang mengajukan tawaran menjadi tuan rumah Piala Dunia, dengan tujuan menjadi tuan rumah edisi 1994.

Rabat telah mengajukan lima kali tawaran namun gagal total, termasuk satu untuk tahun 2026 juga tahun 2010, ketika kalah tipis dari Afrika Selatan untuk hak menjadi tuan rumah Piala Dunia pertama di benua itu.

"Ini adalah kesempatan unik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pariwisata negara ini," kata Fouzi Lekjaa, kepala Komite Piala Dunia 2030 Maroko.

Berbicara setelah rapat kabinet yang dipimpin oleh Raja Mohammed VI, Lekjaa menekankan potensi transformasional dari menjadi tuan rumah acara olahraga terbesar di dunia.

Pemerintah Maroko telah meluncurkan rencana ambisius untuk memodernisasi infrastruktur di enam kota tuan rumah: Rabat, Casablanca, Fes, Tangier, Marrakesh, dan Agadir.

Ini termasuk perluasan bandara, jalan raya dan jaringan transportasi, serta peningkatan layanan hotel dan komersial, menurut pernyataan resmi.

Enam stadion di kota tuan rumah saat ini sedang menjalani pekerjaan renovasi, kata pernyataan itu.

Selain itu, stadion baru berkapasitas 115.000 tempat duduk di dekat Casablanca, yang menelan biaya 480 juta euro ($507 juta), juga sedang dibangun karena kerajaan mengandalkan tempat tercanggih untuk menjadi tuan rumah final.

"Proyek-proyek ini akan meninggalkan warisan abadi bagi generasi mendatang," kata Moncef El Yazghi, seorang peneliti yang mengkhususkan diri dalam kebijakan olahraga.

Diplomasi Sepakbola

Ketertarikan Maroko untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia bermula dari penampilannya yang inovatif pada turnamen 1986 di Meksiko, di mana ia menjadi negara Afrika dan Arab pertama yang mencapai babak sistem gugur.

Keberhasilan tersebut memicu ide untuk menggunakan sepak bola sebagai wadah untuk meningkatkan reputasi bangsa.

Bagi sosiolog Abderrahim Bourquia, perbaikan infrastruktur untuk turnamen menawarkan manfaat ekonomi sekaligus memberi Maroko kepercayaan global.

Penonton dari seluruh dunia "akan mengasosiasikan Maroko dengan nilai-nilai positif olahraga tersebut", katanya.

Proyek ini juga sejalan dengan ambisi Maroko untuk menjalin hubungan yang lebih kuat di tingkat benua.

Dalam beberapa tahun terakhir, kerajaan tersebut semakin berupaya memperdalam diplomasinya dengan negara-negara Afrika lainnya, didukung oleh kembalinya negara itu ke Uni Afrika pada tahun 2017. 

Negara ini telah menandatangani sekitar 44 perjanjian kemitraan dengan federasi sepak bola Afrika.

Maroko seharusnya menjadi tuan rumah Piala Afrika (AFCON) pada tahun 2015, tetapi menarik diri dari menjadi tuan rumah turnamen tersebut karena kekhawatiran mengenai penyebaran Ebola di tengah wabah di Afrika Barat. 

Namun, mereka akan menggelar AFCON berikutnya, yang dimulai pada Desember tahun depan dan berlangsung hingga Januari 2026.

Kota ini juga menjadi tuan rumah Piala Negara Wanita pada tahun 2022 dan telah menjadi tuan rumah Piala Dunia Antarklub beberapa kali.

Peristiwa ini telah menjadi alat utama bagi Maroko untuk mencapai apa yang El Yazghi gambarkan sebagai "diplomasi sepak bola".

Mengembangkan Sepakbola Dalam Negeri 

Penawaran Maroko bersama dengan Spanyol dan Portugal muncul setelah Madrid mendukung posisi Maroko terkait konflik Sahara Barat.

Wilayah tersebut, bekas koloni Spanyol yang secara de facto sebagian besar dikuasai Maroko, diklaim oleh separatis Sahrawi dari Front Polisario.

Konflik ini telah lama menjadi inti permasalahan diplomatik Maroko dengan negara tetangga Aljazair.

Pergeseran diplomatik Madrid pada tahun 2022 "tidak diragukan lagi membuka jalan bagi tawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia," kata pakar hubungan internasional Tajeddine El-Husseini.

Sementara Piala Dunia 2030 menawarkan visibilitas global bagi Maroko, hal ini juga memberikan kesempatan untuk berinvestasi dalam pengembangan sepak bola domestik.

Tim nasional pria menikmati kesuksesan bersejarah di Piala Dunia 2022 di Qatar, ketika mereka menjadi negara Afrika dan Arab pertama yang mencapai semi-final.

Namun, meskipun jumlah penduduknya 38 juta, negara ini hanya memiliki 90.000 pemain terdaftar, menurut El Yazghi.

Untuk mengatasi kesenjangan ini, Federasi Sepak Bola Maroko bermitra dengan OCP Group, produsen fosfat milik negara, untuk membiayai pusat pelatihan baru bagi para pemain dengan harapan dapat melahirkan generasi baru untuk mengikuti jejak tim saat ini, yang menampilkan bintang-bintang seperti bek Paris Saint-Germain Achraf Hakimi.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.