Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Maraknya Pinjol dan Judi Online Bukti Mental Bangsa yang Terjajah

Foto : ANTARA/Handout

Tenaga Ahli Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo.

A   A   A   Pengaturan Font

Sementara literasi digital mencakup pemahaman tentang cara kerja teknologi digital dan bagaimana menggunakannya dengan aman dan efektif. Kurangnya literasi ini membuat banyak orang tidak sadar akan risiko tinggi dari pinjaman online dengan bunga yang mencekik atau dari judi online yang bersifat adiktif.

Kemudahan mendapatkan pinjaman online sering kali membuat orang terjebak dalam siklus utang yang sulit dihindari. Orang-orang yang menghadapi kesulitan keuangan mungkin merasa bahwa pinjaman online adalah solusi cepat tanpa menyadari bahwa bunga yang tinggi dan biaya tersembunyi dapat membuat situasi keuangan mereka semakin buruk. Siklus utang ini menghambat kemampuan mereka untuk berpikir rasional dan mencari solusi yang lebih berkelanjutan.

Judi online memiliki sifat adiktif yang kuat, yang dapat merusak kemampuan seseorang untuk berpikir jernih dan membuat keputusan rasional. Ketergantungan pada judi dapat mengarah pada perilaku kompulsif yang didorong oleh harapan yang tidak realistis untuk menang besar, meskipun kenyataannya kebanyakan pemain mengalami kerugian finansial yang signifikan.

Indonesia memiliki kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang. Namun, globalisasi dan modernisasi sering kali menyebabkan krisis identitas, di mana nilai-nilai tradisional terpinggirkan oleh budaya konsumtif dan individualistik.

Krisis identitas ini membuat banyak orang kehilangan pegangan pada nilai-nilai moral yang kuat, sehingga lebih mudah tergoda oleh tawaran kemudahan dan kesenangan sesaat. Lingkungan sosial yang permisif terhadap pinjaman dan judi online juga berkontribusi pada degradasi nilai-nilai moral. Ketika praktik-praktik ini menjadi umum dan diterima secara sosial, orang-orang cenderung melihatnya sebagai sesuatu yang normal dan dapat diterima, meskipun bertentangan dengan nilai-nilai etika yang seharusnya dipegang teguh.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top