Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Malaysia-Korut Harus Menahan Diri

Foto : AFP/MANAN VATSYAYANA
A   A   A   Pengaturan Font

Hari-hari ini, dunia yang tengah disibukkan urusan pengentasan pandemi Covid-19, tambah dibuat pusing ulah dua negara: Malaysia dan Korea Utara (Korut). Kedua negara kini tidak ada lagi hubungan diplomatik. Korut tegas memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.

Malaysia tidak mau kalah. Negeri jiran Indonesia itu membalas dengan mengusir seluruh diplomat Korut. Dunia akan ramai pada hari-hari ke depan dengan isu putusnya hubungan diplomatik tersebut.

Hal ini tentu saja sangat mengagetkan dunia internasional. Di era seperti sekarang, Korut tegas tanpa basa-basi langsung memutuskan hubungan diplomatik, sebuah langkah yang tentu saja membahayakan kedamaian global.

Lalu, mengapa Korut mengambil sikap "ngawur" tersebut? Korut rupanya marah dengan keputusan pengadilan Malaysia yang melegalkan pengekstradisian warga Korut, Mun Chol Myong, ke Amerika.

Oleh Amerika, Mun dituduh mencuci uang, penyelundupan dan konspirasi, terutama saat bekerja di Singapura. Ketika di Singapura dia diduga mengirim barang-barang mewah, seperti minuman keras dan jam tangan ke Korut. Ini dilarang di bawah sanksi PBB dan sejumlah negara termasuk AS kepada Pyongyang. Tak boleh mengirim apa pun ke Korut karena negeri ini disanksi PBB lantaran bandel tetap menjalankan program senjatanya.

Pada 9 Maret, Mun diputus untuk dikirim ke Amerika karena kalah di pengadilan. Korut tentu saja marah atas keputusan pengadilan Malaysia. Pyongyang mengancam Kuala Lumpur dengan mengatakan langkah ekstradisi sebagai kejahatan yang tidak dapat diampuni. Malaysia dituduh menjalankan kepatuhan buta terhadap tekanan Amerika.

Hubungan Korut dan Malaysia memang terus menegang. Hal itu dimulai saat ada pembunuhan saudara tiri pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Jong-nam dalam penerbangan dari Kuala Lumpur. Sebelum pembunuhan Kim Jong-nam, Malaysia dan Korut sebenarnya menikmati hubungan yang sangat hangat. Tetapi setelah itu, pengaturan perjalanan bebas visa timbal balik untuk pengunjung dibatalkan.

Hubungan keduanya dimulai tahun 1973 dan terus membaik sampai terjadi kasus pembunuhan tersebut. Pyongyang telah memutuskan total hubungan. Sementara itu, Malaysia hanya memberi waktu 48 jam agar seluruh diplomat Korut meninggalkan negeri itu. Malaysia juga akan menutup permanen kedutaannya di Pyongyang yang memang tidak berfungsi sejak 2017.

Malaysia dan Korut harus menahan diri jangan sampai pemutusan hubungan diplomatik ini menjadi blunder global, sehingga menambah kesusahan masyarakat internasional yang hingga kini masih berjuang melawan korona. Negara-negara besar seperti Tiongkok dan Russia yang dikenal dekat dengan Korut jangan ikut-ikut memperkeruh suasana dengan mengambil keuntungan atas ketegangan ini.

Semoga keduanya dapat mendiamkan suasana untuk sementara sambil mencari solusi dibantu PBB. Dengan demikian, ketegangan tidak akan meluas. Semua pihak harus mampu mengisolasi persoalan hanya untuk Korut dan Malaysia. Jangan ditimpali negara-negara besar lain.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top