Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Pemanasan Global

Malaysia Bangun Sistem Peringatan Dini Kebakaran di Asean

Foto : ISTIMEWA

Kebakaran hutan dapat menimbulkan tantangan yang lebih besar untuk dipadamkan, karena hutan lebih terisolasi dan sulit diakses.

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Malaysia menyiapkan sistem pemantauan dan peringatan dini pencegahan kebakaran untuk negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (Asean). Upaya ini untuk mengurangi titik panas saat fenomena cuaca El Nino yang lebih hangat membayangi dan meningkatkan risiko kebakaran di vegetasi dan area lainnya.

Dikutip dari The Straits Times, Sistem Peringkat Bahaya Api atau Fire Danger Rating System (FDRS) ini mampu menilai risiko kebakaran dan memprediksi perilaku api hingga tujuh hari sebelumnya. Informasi ini digunakan untuk membantu dalam manajemen kebakaran.

"Sistem tersebut menggunakan data satelit yang dapat membedakan apakah panas berasal dari kawasan industri, sumur minyak dan gas atau vegetasi yang terbakar, serta data cuaca, suhu, dan titik panas dari 459 stasiun cuaca Asean dari Global Telecommunication System," kata Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Malaysia, Nik Nazmi Nik Ahmad.

Nik Nazmi juga mengatakan peta jalan baru kerja sama Asean untuk Pengendalian Pencemaran Asap Lintas Batas telah disusun.

Pada Dialog Singapura ke-10 tentang Sumber Daya Dunia Berkelanjutan di Singapura, Kamis (8/6), dengan perwakilan dari Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand, dia mengatakan sebuah webinar pada pertengahan Juni akan digelar untuk mengumpulkan umpan balik dari publik sebelum peta jalan tersebut diselesaikan oleh Konferensi Para Pihak untuk Perjanjian Asean tentang Polusi Asap Lintas Batas, yang akan diadakan di Laos pada Agustus.

Perlindungan Lingkungan

Pertemuan para pejabat senior yang mengawasi perlindungan lingkungan di antara lima negara, umumnya dikenal sebagai Asean selatan, yang memiliki pola cuaca yang sama, tidak akan berhenti.

"Kami merasa perlu mengadakan pertemuan subregional. Jadi, lebih fokus ke semua yang terjadi di antaranya karena jika kita hanya pergi ke pertemuan umum Asean maka apa pun yang terjadi di Asean selatan tidak akan dibahas secara mencolok," ujar Nik Nazmi.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top