Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Suksesi Kepemimpinan

Mahathir Hanya Jadi PM Malaysia Selama 3 Tahun

Foto : AFP/MOHD RASFAN

Mahathir Mohamad

A   A   A   Pengaturan Font

PUTRAJAYA - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, pada Kamis (9/5) malam mengatakan bahwa dirinya tidak akan mengambil masa jabatan penuh dan akan mundur setelah menuntaskan segala masalah yang diwariskan pada koalisi Pakatan Harapan (PH) setelah membentuk pemerintah tepat setahun yang lalu.

Meskipun koalisi telah sepakat sebelum pemilihan tahun lalu bahwa Mahathir akan menyerahkan kendali pada mantan musuh bebuyutannya, Anwar Ibrahim, namun sampai saat ini belum ada kepastian waktu yang disetujui secara formal terkait suksesi itu.

"Kami akan menyelesaikan sebagian besar masalah dalam periode dua tahun, dan setelah itu pemimpin berikutnya akan menghadapi sedikit masalah saja," kata PM Mahathir dalam sebuah konferensi pers dengan awak media asing.

"Saya tak tahu apakah akan menyerahkan kekuasaan dalam waktu 3 atau 2 tahun, namun yang jelas status saya adalah perdana menteri sementara," imbuh PM Malaysia yang berusia 93 tahun itu.

Dalam keterangannya, PM Mahathir mengatakan salah satu masalah yang sudah ditangani pemerintahannya dalam 12 bulan pertama adalah korupsi. Sementara yang jadi fokus dalam pemerintahannya tahun ini adalah masalah perekonomian.

"Pemerintahan terdahulu sangat korup, namun korupsi sekarang ini sangat sedikit. Setiap orang bisa melaksanakan bisnis dengan pemerintah sekarang tanpa perlu membayar ekstra. Itu adalah pencapaian yang sangat penting yang berkontribusi terhadap stabilitas ekonomi," komentar PM Mahathir.

Pulihkan Citra

Sebelumnya para pemimpin PH mengatakan bahwa pemerintahan pimpinan Najib dan Barisan Nasional yang digulingkan, telah menyebabkan pemerintahan meninggalkan utang negara hingga 1,1 triliun ringgit (sekitar 3.798 triliun rupiah).

Utang negara kian membengkak dengan adanya beberapa kesepakatan megaproyek infrastruktur yang melampaui bujet pada saat itu, seperti proyek East Coast Rail Link yang dinegosiasikan ulang dan proyek kereta cepat ke Singapura yang saat ini ditangguhkan.

Beban negara semakin berat setelah pemerintah Malaysia beberapa bulan lalu memutuskan untuk menyuntikkan dana segar sebesar lebih dari 23 miliar ringgit bagi BUMN pengelolaan lahan Felda dan Tabung Haji, dua institusi penting bagi mayoritas warga Malaysia.

"Tantangan utama adalah untuk memulihkan citra negara ini. Ada banyak pihak yang menyerang kami, termasuk pers dan media sosial, karena mereka melihat kami sebagai target," ujar Mahathir.

"Kami harus melakukan sesuatu, namun ketika kita melakukan sesuatu justru membuat dirimu jadi sasaran kritik. Kita harus mengambil tindakan terhadap para bajingan yang mencuri uang dari pemerintah. Tentu saja, beberapa orang tidak akan senang, karena mereka pikir bisa lolos dari kejahatan mereka," tambah PM Malaysia itu.

Dalam pernyataannya, PM Mahathir juga berusaha menerangkan bahwa beberapa janji pemilu mungkin tidak dapat dipenuhi karena kendala keuangan dan perlunya amandemen konstitusi. "Untuk itu, kami membutuhkan mayoritas dua pertiga (di Parlemen). Kami membutuhkan dukungan dari oposisi," pungkas dia. ang/TheStraitsTimes/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top