Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mahasiswa UNY Edukasi Warga Desa Wisata Sodo Menjadi Sentra Ekonomi Kreatif Kerajinan

Foto : istimewa

Warga dilatih membuat asbak dengan sentuhan seni dengan menambahkan variasi tambahan sehingga terlihat lebih artistik.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengedukasi warga Sodo menjadi desa wisata berbasis seni kerajinan. Sodo merupakan salah satu desa yang terletak di Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Para mahasiswa tersebut adalah Amira Ayu Nanda Siwi, Muhammad Goldy Wahyu Haryadi, Muhammad Lintang Damar Sakti, Priyambodo, Nashwa Hana Natasya Arika Alam Juarri, Tito Hanjoyo Mukti, Angella Ananta Batubara, Firsta Grandicha Tirafany, Fajrin Dwi Muhyahsyar, Dicky Ramadhan, Tri Ibnu Wijayanto, Guntur Andreansyah, Bernadetha Chanelia Dwi Corani dan Hasna Syauqina yang tergabung dalam tim PPK Ormawa Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) FMIPA UNY.

Menurut siaran persnya, Amira Ayu Nanda Siwi mengatakan desa ini memiliki potensi kerajinan yang khas sehingga berpotensi menjadi kawasan ekonomi kreatif eduwisata kerajinan.

"Desa Sodo memiliki lima padukuhan Selorejo, Sidorejo, Pelemgede, Jamburejo, dan Tambakrejo yang memiliki potensi kerajinan masing-masing," kata Amira, Senin (23/10).

Padukuhan Selorejo dan Jamburejo menjadi sentra kerajinan kayu dan bambu, padukuhan Sidorejo menjadi sentra kerajinan ban bekas, padukuhan Pelemgede menjadi sentra kerajinan perak dan tembaga, dan padukuhan Tambakrejo menjadi sentra olahan pangan rambak kulit.

Namun desa ini memiliki sejumlah kendala seperti minimnya edukasi dan informasi mengenai potensi desa yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata berbasis seni kerajinan. Juga belum optimalnya komunitas pengrajin/UMKM di setiap padukuhan di mana sebagian besar UMKM belum memiliki produk inovatif. Selain itu kurangnya pengetahuan terkait pendataan arus kas yang merupakan salah satu penyebab kurang optimalnya pengelolaan pasar tradisional Desa Sodo.

Diungkapkan Muhammad Lintang Damar Sakti, mereka menggagas beberapa solusi yaitu memberikan edukasi terkait pengoptimalan potensi komunitas pengrajin/UMKM dalam membangun rintisan kawasan ekonomi kreatif eduwisata, memberikan edukasi terkait tata kelola pasar tradisional, serta memberikan edukasi maupun praktik untuk menciptakan produk inovatif dan tata cara pengenalan kawasan ekonomi kreatif eduwisata Desa Sodo ke masyarakat luas.

"Salah satunya pelatihan produk kerajinan kreatif dari bambu dan kayu," ujar Lintang.

Narasumber pelatihan pembuatan produk kreatif dari kayu tersebut adalah dosen Pendidikan Kriya Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY, Wahyono.

Dikatakan Wahyono, sesederhana apa pun sebuah karya souvenir jika dilakukan dengan tahapan yang terencana dan matang akan mampu menghasilkan karya yang bermanfaat bagi semua pihak.

"Awali karya seni itu dengan eksplorasi melalui pengembaraan jiwa tentang apa yang akan dibuat," tegasnya.

Karya itu harus memenuhi aspek keindahan, fungsi, material, teknik, proses, ergonomi, keamanan, kenyamanan, filosofi, sosial, dan ekonomi. Tahap eksplorasi maupun penuangan gagasan ini dapat dilakukan dengan membuat sketsa maupun draf awal yang sifatnya masih kasar dan memungkinkan untuk melakukan daur ulang dan tambal sulam. Kemudian dibuat sketsa, perencanaan produk dan prototype.

Dosen asal Jepara tersebut menekankan agar bisnis seni bisa bertahan strategi yang bisa dilakukan para pelaku UMKM adalah memperkuat identitas brand, perluas pasar dan memahami kebutuhan konsumen.

"Jangan lupa manfaatkan momentum serta terbuka dengan inovasi dan kolaborasi serta bekerja keras dan cerdas, ikhlas," kata Wahyono.

Selain pengenalan karya seni dari kayu, warga Sodo juga diberi pelatihan membuat kerajinan dari bambu oleh pengrajin warga setempat, Hidayanto. Warga dilatih membuat asbak dengan sentuhan seni dengan menambahkan variasi tambahan sehingga terlihat lebih artistik.

Hasna Syauqina menjelaskan tujuan kegiatan ini adalah terjalinnya kerja sama yang baik dengan para tokoh masyarakat Desa Sodo terkait pengembangan dan pengawasan terhadap sarana dan prasarana dalam menunjang aglomerasi UMKM sebagai rintisan kawasan ekonomi kreatif eduwisata kerajinan Desa Sodo.

"Meningkatnya jumlah wisatawan di kawasan ekonomi kreatif eduwisata kerajinan Desa Sodo sekaligus menjadikan desa rintisan ekonomi kreatif berbasis seni kerajinan sehingga dapat menaikkan pendapatan masyarakat setempat," papar Hasna.

Kegiatan ini mendapatkan pendanaan dari Direktorat Belmawa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI melalui skema Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) tahun 2023.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top