Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penguatan Riset

Mahasiswa Politeknik Temasek Kembangkan Bahan Pembersih

Foto : ISTIMEWA

KEMBANGKAN BAHAN PEMBERSIH I Mahasiswa Produk dan Desain Industri Politeknik Temasek Singapura, Lukas Lee, berhasil mengembangkan bahan pembersih diri, Aegis, yang berubah warna ketika telah disentuh dan terkontaminasi.

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Mahasiswa Produk dan Desain Industri Politeknik Temasek Singapura, Lukas Lee, berhasil mengembangkan bahan pembersih diri, Aegis, yang berubah warna ketika telah disentuh dan terkontaminasi.

Inovasi yang akan berguna di era Covid-19 itu dikembangkan untuk tugas terakhirnya. Aegis tidak hanya membersihkan, tetapi juga berubah warna ketika baru saja disentuh dan terkontaminasi.

Bahannya terdiri dari beberapa lapisan, dengan lapisan termokromik yang mengubah lapisan di bawahnya dari gelap ke ungu muda saat terkena panas dari kontak manusia.

Seperti dikutip dari Straitstimes, lapisan permukaan Aegis adalah lembaran antivirus dari perusahaan teknologi ACLIV, yang membunuh mikroba apa pun dalam waktu yang diperlukan untuk mengubah warna kembali normal.

"Saya sedang mencari cara menarik untuk menunjukkan bagaimana kebersihan dapat dibuat secara visual. Pertanyaan inilah yang membuat saya berpikir out of the box," kata Lee, Rabu (30/3).

Dia berencana, bahan ini akan digunakan pada area sarana umum seperti pada transportasi publik, tiang, pegangan, dan bermaksud untuk menjangkau perusahaan transportasi seperti transit SBS, untuk mengomersialkan produknya.

Proyeknya termasuk di antara 391 konsep mahasiswa yang lulus, yang dipamerkan dalam pameran desain tahunan politeknik yang mencakup berbagai disiplin ilmu, termasuk desain mode dan komunikasi.

Pertunjukkan ini terbuka untuk tamu terdaftar, dan ini adalah tahun pertama sejak pandemi tidak ada batasan jumlah pengunjung.

Proyek lain yang dipamerkan adalah Shi Bui, lini pakaian wanita berkelanjutan. Setiap pakaian diwarnai dengan pewarna alami dan dibuat dengan menjahit potongan kain persegi panjang yang disampirkan ke tubuh sehingga tidak ada kain yang terbuang sia-sia.

Setiap item pakaian terdiri dari potongan berbeda yang dapat ditata dengan berbagai cara berdasarkan preferensi individu, sehingga pemakainya tidak akan mudah bosan dengan pakaian tersebut dan membuangnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top