Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mahasiswa Harus Dapat Kesempatan Belajar Seluas-luasnya

Foto : Koran Jakarta/Muhamad Marup

Presiden Joko Widodo, dalam sesi diskusi Festival Kampus Merdeka 2021, di Jakarta, Selasa (15/6).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Mahasiswa harus mendapatkan kesempatan belajar seluas-luasnya tidak hanya di kampus dan bersama dosen saja. Mahasiswa bisa belajar di industri maupun masyarakat untuk memperkaya kompetensi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi terkini, serta mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial.

"Jadi mahasiswa harus diberikan kesempatan belajar kepada siapa saja bukan hanya kepada dosen. Belajar bisa di mana saja bukan hanya di kampus, tapi di masyarakat, di indutri dan tempat-tempat lain. Bahan ajar bukan hanya di buku, tapi praktik di lapangan. Karya mahasiswa bukan karya akademik, tapi berupa teknologi solutif, kewirausahaan sosial yang memecahkan masalah sosial," ujar Presiden Joko Widodo, dalam sesi diskusi Festival Kampus Merdeka 2021, di Jakarta, Selasa (15/6).

Presiden menambahkan pola pikir tersebut butuh dukungan semua pihak mulai dari kampus yang harus memberikan kesempatan belajar kepada siapa saja dan tentang apa saja melalui porsi satuan kredit semester (SKS) belajar di luar kampus maupun industri yang harus membuka diri menerima magang, mengajar dan riset bersama dengan dosen dan mahasiswa.

Di sisi lain, mahasiswa harus lebih aktif mencari sumber pembelajaran di luar kampus. Belajar apa saja, kepada siapa saja, terutama terkait perkembangan teknologi digital.

"Kepada jajaran kabinet pemda mengembangkan ekosistem yang penting dan kondusif bagi merdeka belajar kampus merdeka dengan ekosistem yang baik akan muncul antusiasme dari semua pihak yang berkelanjutan dan meningkat," jelasnya.

Lebih jauh, Presiden menerangkan kriteria-kriteria lulusan perguruan tinggi. Lulusan perguruan tinggi harus berdedikasi kuat untuk kemajuan bangsa, kemanusiaan serta toleransi dalam kebhinekaan. Lulusan juga harus memiliki karakter dan skill pembelajar yang kuat untuk menghadapi perubahan yang pesat.

Selain itu, kata dia, lulusan perguruan tinggi tidak hanya memiliki kemampuan akademik, tapi memiliki kemampuan inovatif dan mampu jadi pemecah masalah terhadap masalah sosial yang ada di masyarakat. Lulusan juga harus menguasai Iptek terbaru.

"Lulusan kita tidak hanya siap mengisi lapangan kerja, tapi mampu menciptakan lapangan kerja. Ini pentingnya pendidikan kewirausahaan dan interaksi yang intensif menjadi kunci penting bagi karya-karya inovatif lulusan-lusan kita," tandasnya.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menerangkan dalam program Kampus Merdeka, pihaknya berkeinginan memerdekakan kampus dari sekat-sekat baik antara kampus dengan industri, riset dan pembelajaran, maupun antar fakultas. Kampus Merdeka memberi hak kepada mahasiswa untuk belajar di luar prodinya dan kampus selama 3 semester.

"Kita ingin menciptakan suatu Universitas, suatu sistem pendidikan tinggi yang berkolaborasi. Itu kata kuncinya gotong royong, berkolaborasi tanpa adanya dinding-dinding," katanya.

Ketua Forum Rektor Indonesia, Arif Satria, menekankan pentingnya penyesuaian perangkat perundangan agar bisa kondusif untuk implementasi Kampus Merdeka. Untuk menghadapi era disrupsi dan perubahan yang pesat, mahasiswa butuh mindset tertentu yaitu adaptif mindset, future mindset, growth mindset, dan skill set.

"Dengan begitu reform kurikulum jadi keniscayaan dan integrasi akademik dan non akademik bisa jadi penyelesaian. Mindset tadi tidak cukup hanya dari kuliah tatap muka, tapi bagaimana kita mendorong mahasiswa turun di lapangan," ucap Rektor Institut Pertanian Bogor itu.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top