Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

Macron Desak Trump Pertahankan Kesepakatan Nuklir Iran

Foto : AFP / Mandel NGAN

Kembali Bertemu - Foto dokumen pertemuan Presiden AS Donald Trump dan PM Prancis Emmanuel Macron di Brussel, beberapa waktu lalu. Kedua pemipin negara tersebut kembali bertemu di Washington, hari ini (24/4).

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, akan mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) untuk mempertahankan kesepakatan nuklir Iran.

Hal itu disampaikan Macron di Paris, Senin (23/4), sebelum melakukan kunjungan kenegaraan tiga hari ke AS. Macron dijadwalkan bertemu Trump pada hari ini (23/4).

Lawatan Macron ke AS sekaligus akan menguji hubungan kedua negara, seiring perbedaan pandang para pemimpinnya dalam mengatasi persoalan Iran dan berbagai masalah penting lainnya.

Dalam wawancara sebelum keberangkatannya, Macron menyampaikan argumen yang akan dia sampaikan pada Trump, baik soal perang dagang AS-Tiongkok, konflik Suriah, maupun ancaman mundurnya AS terhadap kesepakatan nuklir dengan Teheran.

Namun, diperkirakan berbagai isu sensitif itu akan dibahas pada akhir pertemuan, mengingat kunjungan kenegaraan tersebut merupakan lawatan pertama pemimpin Prancis berusia 40 tahun itu dalam era pemerintahan Trump.

Presiden Trump dan Ibu Negara, Melania, pernah dijamu Macron di lantai dua Menara Eiffel.

Trump dikabarkan akan membalas Brigitte dan Emmanuel Macron untuk makan malam di Mount Vernon yang menjadi kediaman Presiden pertama AS,

George Washington. Berbagai masalah serius akan dibahas kedua pimpinan negara tersebut di Gedung Putih, dilanjutkan dengan makan malam kenegaraan, Selasa (24/4).

Keesokan harinya pemimpin Prancis itu akan menunjukkan kemampuan yang langka bagi seorang Presiden Prancis, berpidato dalam bahasa Inggris pada sesi pertemuan dengan Kongres AS.

Masalah Iran menjadi agenda utama dalam kunjungan tersebut. Sebelumnya, Trump telah menetapkan tenggat waktu 12 Mei bagi Eropa untuk memperbaiki perjanjian 2015.

Jika tidak, AS mengancam akan meninggalkan perundingan pembatasan program nuklir Teheran tersebut Kesepakatan tidak dapat diubah secara sepihak dan Iran mengatakan siap meluncurkan kembali program nuklirnya.

Pihak Barat menduga, jika gagal, program itu dirancang untuk memproduksi bom. Macron, yang muncul sebagai mitra Eropa yang dekat dengan Trump, mendesaknya untuk tidak mematikan kesepakatan itu.

"Saya tidak punya rencana B untuk menyelesaikan program nuklir Iran," kata Macron dalam acara talk show "Fox News Sunday", sebelum terbang ke Washington.

Macron memperingatkan bahwa jika kesepakatan nuklir runtuh, Iran bisa menghidupkan kembali program nuklirnya dan ini bisa menjadi masalah serupa dengan Korea Utara (Korut), yang telah memperoleh dan menguji senjata nuklir dalam beberapa tahun terakhir.

"Apa rencana cadangannya? Mari kita lestarikan kerja sama ini, dibandingkan kita harus menghadapi situasi seperti Korut," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, menyatakan pihaknya dengan Tiongkok sudah sepakat untuk bekerja sama menghentikan AS menyabotase kesepakatan nuklir Iran.

"Kami akan menghalangi upaya untuk menyabotase perjanjian ini yang akan diabadikan dalam sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB," ucap Lavrov. AFP/SB/AR-2

Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top