![Luksemburg, Kota Benteng di Jantung Eropa](https://koran-jakarta.com/images/article/luksemburg-kota-benteng-di-jantung-eropa-230727221118.jpg)
Luksemburg, Kota Benteng di Jantung Eropa
![Luksemburg, Kota Benteng di Jantung Eropa](https://koran-jakarta.com/images/article/luksemburg-kota-benteng-di-jantung-eropa-230727221118.jpg)
Tanjung berbatu yang diperoleh Siegfried memiliki kepentingan strategis. Tempat ini kemudian dibentengi agar terhindar dari ancaman musuh. Selama hampir seribu tahun, Luksemburg menjadi kota benteng (fortress city) sebelum dibongkar pada 1867.
Luksemburg tidak pernah menjadi kota besar. Ada 5.000 jiwa populasi pada awal abad ke-14, lalu meningkat menjadi 8.500 jiwa pada akhir abad ke-18. Pada Perang Dunia I, jumlahnya mencapai 46.500 jiwa. Saat ini berdasarkan sensus 2022 populasinya mencapai 662.397 jiwa.
Siegfried membangun benteng yang sebenarnya. Ksatria dan tentara ditempatkan di sana, sementara pengrajin dan pedagang menetap di sekitar, kelompok pertama di atas singkapan berbatu dan yang lainnya di bawahnya. Dari sini terciptalah perbedaan antara kota atas dan kota bawah.
Seseorang tidak dapat berbicara tentang kota yang layak sampai paruh kedua abad ke-12, ketika kota itu dikelilingi oleh sisa-sisa batu. Kota-kota tertentu berhutang asal-usulnya ke tempat perlindungan agama, biara, jalur sungai, atau persimpangan jalan.
Sejak tahun 963, ketika Count Siegfried memperoleh sebuah wilayah berupa semacam tanjung (promontory) berbatu yang menjorok ke lembah Sungai Alzette yang sejak akhir Abad Pertengahan disebutLe Boucatau The Block. Tidak diragukan lagi telah menetapkan kriteria strategis.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya