Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Luar Biasa! Metaverse Diprediksi Bisa Bantu Proses Operasi Bedah di Masa Depan

Foto : Istimewa

Ilustrasi Operasi Bedah

A   A   A   Pengaturan Font

Perkembangan teknologi yang melesat juga mempengaruhi dunia kesehatan. Kini, proses pengobatan telah didorong dengan masifnya digitalisasi kesehatan salah satunya dengan teknologi pengobatan jarak jauh (telemedicine).

Kemajuan teknologi juga membuat metaverse diprediksi bisa dimanfaatkan untuk dunia kedokteran. Nantinya, metaverse bisa diprediksi berguna untuk melakukan operasi bedah di masa depan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Chief Medical Officer Medical Realties dan konsultan ahli bedah kolorektal Barts Health NHS Trust.

"Operasi bedah bisa dilakukan melalui avatar dan hologram, dibantu oleh augmented reality (AR) dan virtual reality (VR)," kata Ahmed dalam webinar 'How 5G and IoT Tech Will Transform Healthcare, dikutip Senin (21/2).

Ia menuturkan, di beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS) dan India, penerapan metaverse sudah dilakukan. Misalnya di India, All India Institutes of Medical Sciences (AIIMS) telah menggunakan teknologi operasi digital berbasis metaverse dari perusahaan teknologi ImmesiveTouch.

ImmersiveTouch memungkinkan dokter memakai teknologi untuk menyimulasikan patologi unik setiap pasien dalam 3D. ImmersiveTouch mengintegrasikan solusi untuk perencanaan bedah, pelatihan, dan keterlibatan pasien menggunakan metaverse.

Ahmed menjelaskan, ahli bedah bisa mengandalkan metaverse. Ini bertujuan agar operasi bisa dilakukan dengan pengalaman 3D sehingga jauh lebih realistis.

Adanya metaverse, kata dia, bisa memberikan dampak positif kepada para ahli bedah. Sehingga, ahli bedah bisa melakukan kolaborasi dari jarak jauh.

"Setiap ahli bedah dapat mengakses catatan pasien dan melihat umpan satu sama lain saat menjadi avatar di dunia mereka," ucap Ahmed.

Namun, Ahmed mengingatkan pentingnya infrastruktur digital yang kuat dalam memanfaatkan metaverse untuk operasi bedah. Ini dikarenakan tindakan operasi bedah membutuhkan bandwidth yang sangat besar. Kemudian, penerapan metaverse juga membutuhkan data yang cukup besar dan alur kerja yang lebih kompleks.

"Ini adalah teknologi yang membutuhkan bandwidth besar, tetapi sebenarnya dapat didukung oleh 5G dan saya melihat ini jauh lebih realistis," ujarnya.

Ahmed sendiri ternyata pernah memimpin operasi pengangkatan tumor di The Royal London Hospital dengan menggunakan teknologi VR. Dalam tindakan tersebut, teknologi VR memungkinkan keseluruhan proses operasi bisa disaksikan dan penonton merasakan seolah-olah mereka berada di ruang operasi.

Selain itu, Ia juga bisa mengajari para mahasiswa kedokteran di seluruh dunia mengenai prosedur operasi pengangkatan tumor secara real time. Ini dikarenakan teknologi VR yang digunakan saat proses operasi.

"Ini adalah hal yang menakjubkan di dalam dunia kedokteran. Ada begitu banyak kemampuan teknologi yang memiliki potensi besar untuk bisa dimanfaatkan," tutur Ahmed.

Sebagai informasi, digitalisasi di sektor kesehatan semakin masif terjadi sejak pandemi Covid-19. Salah satu contohnya di Tiongkok, raksasa teknologi Huawei menggaet Rumah Sakit Umum Provinsi Guangdong untuk menerapkan sejumlah proyek digitalisasi.

Huawei menerapkan teknologi yang memungkinkan ambulans diubah menjadi rumah sakit darurat. Meski dalam bentuk kendaraan, rumah sakit ini mempunyai kemampuan pemindaian tomografi komputer (CT) pintar dan mesin elektrokardiogram yang dapat memeriksa diagnosis secara instan.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top