Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Hewan - Pengendalian LSD di Riau Dapat Dukungan dari FAO

LSD Sapi Dinilai Tak Berbahaya

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan penyakit kulit berbenjol atau lumpy skin disease (LSD) pada sapi yang sedang berjangkit di Provinsi Riau tak berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Karena itu, masyarakat tak perlu khawatir mengonsumsi daging.

"Penyakit ini tidak menular dari hewan ke manusia atau bukan penyakit zoonosis," tegas Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Nasrullah, di Jakarta, Minggu (13/3).

Menurut Nasrullah, sapi atau kerbau yang tertular LSD, kemudian telah sembuh, produknya seperti daging masih dapat dikonsumsi setelah dihilangkan bagian-bagian yang terdampaknya.

"Pastikan daging yang akan dikonsumsi berasal dari rumah potong hewan yang diawasi oleh dokter hewan," tambahnya.

Dia menambahkan, daging yang dijual di masyarakat, selama memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) atau berasal dari rumah potong hewan yang memiliki NKV pasti telah diperiksa kesehatannya sebelum ternaknya dipotong dan setelah dipotong.

"Jadi, masyarakat tidak usah khawatir atau ragu untuk membeli dan mengonsumsi daging sapi/ kerbau," imbuhnya.

Dia juga meminta kepada masyarakat agar hewan yang masih sakit untuk tidak dijual, dilalulintaskan atau dipotong.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH, Nuryani Zainuddin, menyampaikan perkembangan penanganan LSD di Riau usai penetapan wabah, saat ini kasus LSD telah terkonfirmasi di tujuh kabupaten/ kota di Provinsi Riau, dan upaya pemberantasan intensif terus dilakukan.

"Kementan tengah mempersiapkan vaksinasi massal LSD di Riau. Vaksinnya sudah kita siapkan," jelasnya.

Nuryani menyampaikan, pada pekan kedua Maret ini, sebanyak 147 orang petugas kesehatan hewan yang terdiri dari dokter hewan dan paramedis sudah siap untuk diterjunkan melakukan vaksinasi setelah mendapatkan pelatihan dari tim pusat.

"Kita juga siapkan program sosialisasi kepada semua tingkatan pemangku kepentingan untuk mendukung program ini," ungkapnya.

Dukungan Pemda

Nuryani menambahkan, selain dengan dukungan APBN dan APBD, pengendalian LSD di Riau juga mendapatkan dukungan dari program Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) dan Global Health Security Program Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).

"Dukungan dari pemda dan mitra kerja sama ini sangat penting untuk melaksanakan tindakan darurat di lapang. Semoga LSD di Riau dapat segera kita redakan dan tidak menyebar ke wilayah lainnya," pungkasnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top