Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transportai Massal l Tarif MRT Diusulkan Rp8.500 Per 10 Kilometer

LRT Bakal Tembus Bogor

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Gubernur DKI Jakarta diminta melibatkan Dewan untuk menentukan tarif MRT.

JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan pembangunan Light Rail Transit (LRT) dari Cibubur hingga Bogor segera dilakukan. Proyek ini ditargetkan selesai dibangun dalam 2 tahun ke depan.

"Ini ada LRT sekarang baru sampai Cibubur, tapi 2 tahun lagi sampai Bogor," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (26/8).

Menurut dia, lintasan LRT tersebut rencananya akan dibangun hingga Terminal Baranangsiang, Kota Bogor. "LRT nanti sampai Terminal Baranangsiang," lanjut dia.

Selain itu, lanjut Budi, nantinya juga akan dibangun LRT dengan ukuran yang lebih kecil dengan rute memutari Kota Bogor "Nanti kita buat LRT yang lebih kecil mengelilingi Kota Bogor, jadi dengan adanya LRT yang sudah disetujui Presiden ini bisa dibangun dalam waktu dekat," tutur dia.

Untuk rencana tersebut, Budi menyatakan pembangunan LRT lintas Cibubur-Bogor ini akan menggandeng perusahaan swasta yang berminat dengan menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha.

Tiket MRT

Sedangkan terkait dengan perkembangan Mass Rapid Transit (MRT), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta untuk melibatkan DPRD menentukan penetapan tarif MRT. Dewan mendukung adanya subsidi tarif, namun tidak boleh memberatkan masyarakat sebagai pengguna.

"Ini kan menyangkut masyarakat banyak, sudah semestinya dewan diajak berembuk dalam menentukan tarif MRT," kata anggota DPRD DKI Jakarta, Prabowo Soenirman.

Menurutnya, tarif MRT harus diupayakan serendah mungkin sehingga tidak membebani masyarakat. "Harus lebih murah. Dewan setuju kalau memang diperlukan taruif disubsidi, intinya jangan membebani warga," ucapnya.

Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Agung Wicaksono mengatakan pihaknya sudah mengajukan usulan tarif kepada Pemprov DKI Jakarta. Dari survei yang dilakukan, menghasilkan willingness to pay atau kesediaan membayar sebesar 8.500 rupiah per 10 kilometer.

"Jadi Anda bisa tahu di 16 kilometer fase I ini kira kira seperti apa harganya. Kita akan terapkan nantinya berbasis jarak. Jadi tidak sama Lebak Bulus sampai Blok M, atau Blok M sampai Bundaran HI, itu berbeda-beda. Ada formulanya," katanya.

Penerapan tarif berbasis jarak, diharapkan banyak masyarakat yang bepergian dalam jarak dekat lebih memilih untuk naik kereta MRT Jakarta. "Karena apa, kalau orang pergi jarak dekat dari Bundaran HI ke SCBD, maka kalau lebih murah akan lebih tertarik naik MRT daripada naik taksi atau ojek sekali pun. Karena target kita agar orang beralih menggunakan angkutan massal," jelas Agung.

Ditambahkan, dari hasil survei yang dilakukan MRT sebelumnya, 65,6 persen dari 10 ribu responden ingin beralih menggunakan kereta MRT.

MRT sudah tiga kali dilakukan ujicoba. Dari ujicoba tersebut diketahui seluruh sistem sudah bekerja dengan baik. Kini, untuk operasional menunggu izin dari kementerian perhubungan serta penetapan tarifnya.

Seperti diberitakan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melakukan pengujian kesesuaian sistem dengan rangkaian kereta pertama Mass Rapid Transit (MRT) atau Moda Raya Terpadu fase pertama jalur Selatan-Utara yakni dari Lebak Bulus sampai Dukuh Atas.

Anies beserta jajaran Pemprov DKI Jakarta, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P Sabandar beserta jajarannya meninjau langsung dan melakukan pengujian kesesuaian sistem tersebut.

emh/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top