Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Nasional

LPEM UI Proyeksikan Ekonomi Nasional Tumbuh 5,8 Persen di Triwulan III

Foto : ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA I Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (11/10). LPEM UI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka 5,81 persen secara year on year (yoy) pada triwulan III-2022

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka 5,81 persen secara year on year (yoy) pada triwulan III-2022, dengan range di kisaran 5,77 persen hingga 5,85 persen yoy.

Dalam kajian Economic Outlook 2023 berjudul Rising Against the Odds yang diterima di Jakarta, Kamis (3/11), LPEM UI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional akan berada di angka 5,35 persen yoy pada akhir tahun 2022.

"Perekonomian Indonesia masih memiliki potensi untuk tumbuh di atas 5 persen yoy di sisa tahun 2022," kata Ekonom LPEM UI, Teuku Riefky.

Adapun proyeksi pertumbuhan ini didasarkan karena adanya permintaan domestik yang solid dan performa ekspor yang baik sepanjang triwulan III-2022, yang diproyeksi akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2022.

Selain itu, juga adanya low-base effect dari triwulan-III 2021 yang mencatatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) terendah selama pandemi Covid-19, dengan berada di angka 3,51 persen yoy.

Meskipun demikian, dalam kesempatan ini, Riefky mengingatkan masih adanya berbagai tantangan ekonomi bagi Indonesia di sisa akhir tahun 2022 ini.

Seperti dikutip dari Antara, Riefky menjelaskan masih berlanjutnya pengetatan suku bunga moneter oleh berbagai bank sentral di dunia, akan memicu arus modal keluar secara masif dari negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga akan menyebabkan depresiasi berbagai mata uang, termasuk rupiah.

"Berlanjutnya kenaikan suku bunga oleh the Fed secara signifikan telah menyebabkan modal keluar dari pasar negara berkembang," kata Riefky.

Dorong Laju Inflasi

Ditambah, kenaikan harga komoditas di tingkat global dan kebijakan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah, depresiasi rupiah dapat mendorong laju inflasi ke titik tertinggi.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) secara resmi akan melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2022 pada 7 November 2022 nanti.

Secara terpisah, Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Perekonomian, Ichsan Zulkarnaen, mengatakan pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara maju pada 2043, atau mundur dari target semula pada 2036-2038.

"Karena pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap perekonomian seluruh negara termasuk Indonesia, kita akan keluar dari middle income trap pada 2043," kata Ichsan dalam webinar Indonesia Development Talk 8 yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Pada 2043 Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia ditargetkan mencapai 15.287 dollar AS atau tumbuh dari target PDB per kapita pada 2040 yang sebesar 11.332 dollar AS.

Untuk mencapai target tersebut, tambah Ichsan, pemerintah berfokus melakukan pengembangan sumber daya manusia, membangun infrastruktur, menyederhanakan aturan, menyederhanakan birokrasi, dan melakukan transformasi ekonomi.

Menurut Ichsan, pemerintah juga terus berupaya meningkat investasi yang masuk untuk mendukung peningkatan PDB dengan terus memperbaiki iklim investasi. Pada 2023 investasi yang masuk ke dalam negeri ditargetkan dapat mencapai 6.534,3 triliun rupiah.

Dari target tersebut sebanyak 83,6 persen atau senilai 5.368,6 triliun rupiah diharapkan datang dari pelaku usaha sebesar 9,8 persen atau senilai 640,8 triliun rupiah dari investasi pemerintah, dan sampai 8 persen atau 525 triliun rupiah datang dari investasi BUMN.

Pemerintah, tambah dia, akan berfokus investasi pada program berskala besar agar bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja, meningkatkan investasi dalam sektor manufaktur, melanjutkan reformasi birokrasi, dan memberikan insentif bagi pelaku usaha yang berinvestasi pada sektor strategis.

"Pemerintah memprioritaskan sektor manufaktur bersama dengan sektor hilir dan sektor medis, yang secara langsung berdampak terhadap perekonomian nasional, terutama tingkat penyerapan tenaga kerja," ucap Ichsan.

Adapun sampai Juni 2022 sektor manufaktur memiliki investasi dengan nilai terbesar kedua atau mencapai 39,5 persen dari total investasi.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top