Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Musibah Penerbangan

Lion Air PK-LQP Rusak pada Empat Penerbangan Terakhir

Foto : ANTARA/Basri Marzuki

KELUARGA KORBAN - Keluarga korban penumpang pesawat Lion Air PK-LQP menyampaikan pertanyaan kepada wakil pemerintah di Jakarta, Senin (5/11).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap, sebelum pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkalpinang hilang kontak dan jatuh pada Senin (29/10) di perairan Karawang, pesawat bernomor register PK-LQP itu sudah mengalami kerusakan pada empat penerbangan terakhir, termasuk rute Jakarta-Pangkalpinang.

Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono, menyebutkan temuan tersebut terungkap dari flight data recorder (FDR) pesawat yang telah ditemukan. "FDR sudah kita download. FDR tersebut berdurasi yang direkam adalah 69 jam dan parameternya ada 1.790 parameter dan yang terekam di dalam FDR itu adalah ada 19 penerbangan sebelumnya termasuk yang terakhir," kata dia di kantornya, Senin (5/11).

Dijelaskan, pada empat penerbangan terakhir tersebut ditemukan kerusakan pada penunjuk kecepatan di pesawat atau air speed indicator. "Jadi, pada empat penerbangan terakhir ditemukan kerusakan pada istilahnya air speed indicator," ujar Soerjanto.

Empat penerbangan terakhir Lion Air PK-LQP yakni pada 27 Oktober dengan rute Lombok-Denpasar, 28 Oktober Manado-Denpasar, 28 Oktober Denpasar-Jakarta, dan 29 Oktober Jakarta-Pangkalpinang. Pihak KNKT saat ini sedang mengumpulkan data terkait perbaikan yang dilakukan selama terjadi kerusakan pada pesawat Lion Air tersebut.

"Jadi, kami sedang secara mendetail dan mempelajari, baik interview dari penerbang-penerbang (pilot) yang menerbangkan sebelumnya maupun data-data perbaikan yang telah dilakukan oleh teknisi-teknisi dari maskapai tersebut," ujarnya.

Sementara itu, manajemen Lion Air jadi sorotan keluarga korban Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang dalam pertemuan dengan Menhub Budi Karya Sumadi, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Kabasarnas, Panglima Koarmada I, Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi dan petinggi Lion Air seperti Rusdi Kirana dan Edward Sirait di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur.

"Kami dapat informasi benar atau tidak, benar atau tidak kalau pesawat ini sudah trouble di Bandara Ngurah Rai, kemudian ada perbaikan. Apakah perbaikan itu sudah clear," kata M Bambang Sukandar, ayah dari penumpang Lion Air, Panky Pradana Sukandar. Bambang meminta pertanggungjawaban teknisi Lion Air.

Dia menuntut pihak Lion Air menjelaskan rinci persoalan pesawat PK-LQP saat terbang dari Bandara Ngurah Rai menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. "Tolong proses hukum teknisi-teknisi yang tidak benar," ujarnya.

Sementara itu, ayah dari penumpang bernama Shandy Johan Ramadhan juga meluapkan kekecewaannya terhadap manajemen Lion Air. "Pada saat krisis, saya tidak pernah dihubungi oleh pihak Lion. Jangankan empati, menelepon pun tidak," tuturnya.

mza/jon/AR-2

Penulis : Mohammad Zaki Alatas, Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top