Minggu, 16 Mar 2025, 13:05 WIB

Lidi Serut dari Pelepah Kelapa Sawit di Kampar Tembus hingga ke Luar Negeri

Perajin lidi serut dari pelepah kelapa sawit di Riau.

Foto: antara foto

RIAU - Warga Desa Koto Bangun, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Sutarji telah menekuni pengepulan lidi serut dari pelepah kelapa sawit yang dipasarkan para bandar sampai ke Pakistan, India, dan Tiongkok.

Sutarji mengepul lidi serut tersebut dari warga se-Kecamatan Tapung Hilir sejak 2014 dimulai dari beberapa ton per bulan sampai kini mencapai volume lima ton per minggu.

“Saya sudah melakoni usaha ini sejak 20 alhamdulillah selama 12 tahun saya mendapat ridho dan keberkahan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari usaha ini. Itu semua berkat doa dari orang tua saya,” kata Sutarji yang ditemui di Kampar, kemarin.

Sebelumnya ia merasa sangat putus asa, karena dari sekian banyak upaya dan usaha yang dilakoninya berakhir dengan mengenaskan, merugi hingga mengalami kebangkrutan. Ditambah lagi rumah tempat tinggalnya habis dilahap api.

“Saat itu, usaha saya bangkrut, mulai usaha kebun sawit, menjadi kontraktor dan usaha lainnya gagal, bahkan rumah saya terbakar, tanah kebun sawit yang digadaikan ke tetangga ternyata sertifikatnya digelapkan, hancur sudah hidup saya,” ujarnya.

Atas informasi dari Catur Sugeng Susanto (Mantan Bupati Kampar) kemudian ditindaklanjuti oleh ajudannya, Budi tentang prospek usaha sapu lidi. Kemudian ia melakukan survei ke lapangan untuk memastikan di mana daerah yang banyak sapu lidi, maka ditemuinya adalah di daerah Mandau Kecamatan Tapung Hulu.

“Dan ternyata benar usaha sapu lidi ini dapat menghasilkan uang yang menjanjikan keuntungan dan kehidupan lebih layak bagi saya," ujarnya.

Sapu lidi ini dikumpulkannya dari para petani sawit sekaligus membantu usaha mikro kecil dan menengah masyarakat. Per kilogram dibeli seharga Rp4 ribu sampai Rp5 ribu. Kemudian dilansir di gudang untuk proses selanjutnya dijemur hingga kering, lalu dibawa ke Medan.

Dari usaha itu, ia sudah bisa membangun rumah, gudang dan membeli satu unit kendaraan.

Menurut Sutarji atau yang akrab disapa Goji, saat ini sudah lidi serut sudah banyak saingan karena banyak yang menekuni usaha itu.

Ia mengumpulkan helaian lidi dari para petani setiap hari dengan jadwal berotasi, berkeliling setiap tempat dua hari sekali untuk diangkut ke gudang miliknya sebanyak 50 ton sampai 100 ton kemudian diproses dengan cara menjemur hingga kering.

Setelah mencapai 7 ton hingga 10 ton dalam seminggu, sapu lidi itu diantar ke Medan Sumatera Utara diserahkan ke bandar yang ada disana. Lidi-lidi itu kemudian dikirim ke mancanegara seperti Pakistan, India dan Tiongkok juga ke daerah lainnya.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Sriyono

Tag Terkait:

Bagikan: